TRIBUNNEWS.COM - Driver ojek online lolos sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Medan.
Mengaku gunakan warisan asuransi kematian sebagai modal hingga sempat bermimpi diemui Joko Widodo ( Jokowi).
Erwin Siahaan, seorang driver ojek online yang juga berprofesi sebagai sopir salah satu bank swasta asal Medan, Sumatera Utara (Sumut), lolos menjadi anggota DPRD Medan pada Pileg 2019.
Ditemui di rumahnya di Jalan Maju Raya, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Senin (13/5/2019), Erwin menceritakan perjuangannya hingga akhirnya terpilih menjadi wakil rakyat.
Erwin sempat menyinggung keinginannya menjadi caleg karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan istrinya, Iriana Jokowi, mendatangi mimpi istrinya.
Baca: Antonius Yogo, Caleg PSI Solo Lolos ke DPRD, Pernah Jadi Satpam hingga Janjinya saat Dilantik Nanti
Baca: Terpilih Jadi Anggota DPD, Caleg Asal NTB Dituduh Curang Karena Pakai Foto Cantik di Surat Suara
Erwin menceritakan, mengikuti pileg melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Awalnya dia berencana ikut pileg melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, tak kesampaian karena terkendala beberapa hal.
Erwin juga mencoba untuk mendaftar caleg melalui Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Saat itu, dia membaca pengumuman pembukaan caleg Nasdem. Erwin datang ke Nasdem di Jalan Monginsidi. Lagi-lagi ada kendala.
Sampai suatu hari ada saudaranya yang sakit maag.
Dia mencarikan obat tradisional ke seseorang yang mengerti obat tradisional dari daun atau bunga, yang ternyata memiliki kerabat di Jakarta yang aktif di PSI. Dia lalu berkomunikasi.
"Saya lalu mendalami dan mempelajari tentang PSI ini. Saya suka karena partai ini visioner dan anti intoleransi. Saya katakan lah, saya bisa pegang Medan Johor. Kita besarin lah PSI ini," katanya, Senin.
Baca: Banyak Suara yang Hilang di Bangkalan, Sejumlah Caleg Layangkan Protes
Baca: Melenggang ke Kursi DPRD Solo, Caleg PSI Ini Akan Bawa Tripod dan Ponsel untuk Live Laporan Kerja
Ketika itu, kata dia, terbuka pendaftaran caleg. Erwin nekad nyaleg walaupun tak punya modal. Rumah masih mengontrak dan sepeda motor pun masih kredit.
Erwin akhirnya mendaftarkan dirinya ke PSI di hari terakhir dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Saat diwawancara, dia sering ditertawakan, terutama saat menyangkut modal uang dan target suara.