Dalam istilah militer, desersi adalah pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi (pergi, bebas atau meninggalkan) dan dilakukan dengan tanpa tujuan kembali.
Menurut Moeldoko, meski memiliki hak politik tidak sepatutnya pada kelompok mantan TNI yang dimaksud melakukan aksi bersama preman.
"Sama saya juga punya hak politik tapi sekali lagi yang tidak wajar adalah ada sekompok mantan prajurit TNI yang melakukan kolaborasi dengan para preman itu, kini sudah kita kenali, kita dalam upaya menangkapi para pelaku itu," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, bila memang beda pilihan dalam politik sama sekalki bukan masalah.
"Berbagai pendekatan dilakukan, sekali lagi harus dibedakan kalau purnawirawan secara keseluruhan mengaktualisasi pilihan politiknya silahkan, gak ada masalah, dalam satu angkatan bila ada pilihan berbeda silahkan, yang pernting semua berjalan sesuai demokrasi yang sehat maka sesungguhnya berjalan baik-baik saja," kaata Moeldoko.
Moeldoko juga memastikan ada kelompok teroris dalam kerusuhan 22 Mei.
"Saya pastikan dari awal bahwa ada kelompok teroris yang akan mendompleng pada suasana ini dan itu sudah ditangkepin, tapi sebagian yang lolos sangat mungkin melakukan sesuatu," kata Moeldoko.
"Kelompok tertentu yang saya katakan tadi, berusaha mendapat senjata dan kita kenali itu senjatanya sudah kita rampasin, tadi juga kita dapat lagi laras panjang kaliber 22 dan satu pistol semua dalam rangkaian panjang ini tujuannya untuk membuat rusuh oleh kelompok tertentu ini," ujar Moeldoko.(*)
(Kompas.com/TribunnewsBogor.com/Ihsanudin/Ardhi Sanjaya)