News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Prabowo Terbang ke Dubai, Penjelasan Fadli Zon hingga Harga Jet Pribadi yang Ditumpangi

Penulis: Daryono
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat memberikan pernyataan politik didepan masa pendukungnya pada acara mengungkap fakta - fakta kecurangan Pilpres 2019 yang diselenggarakan oleh BPN di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019). Pada pernyataan tersebut Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tribunnews/Jeprima

Untuk cruise speed-nya bisa mencapai 850 kilometer per jam, sedangkan flight range-nya bisa sampai sembilan jam.

Sementara itu, untuk kapasitas bagasinya bisa mencapai 20 kilogram per item.

Dilihat dari laman resmi executive.embraer.com, jet pribadi jenis Lineage 1000E dilengkapi berbagai fasilitas mewah.

Berbagai fasilitas itu bisa mendukung aktivitas saat terbang.

Mulai dari fasilitas untuk bersantai, tidur, hingga bekerja.

3. Soal Keberadaan Dua WNA

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menjelaskan keberadaan warga negara asing (WNA) bersama Prabowo Subianto saat melakukan perjalanan ke Dubai dan Austria.

Dua dari empat WNA tersebut, berasal dari Rusia dan merupakan orang Sekretariat Parlemen Rusia.

Fadli mengungkapkan keduanya pernah diundang ke DPR RI sebagai observer atau pemantau pemilu, yang diinisiasi oleh dirinya sendiri.

Ia mengatakan, dalam undangannya kala itu, dua WNA Rusia yakni Mikhail Davydov dan Anzhelika Butaeva, batal menghadiri acara tersebut.

"Sebenarnya waktu itu yang warga Rusia itu pernah kita undang tapi enggak hadir. Yang untuk observer. Jadi maksudnya bukan dia yang diundang, tapi kan semua parlemen-parlemen," ungkap Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

"Waktu itu kan kita mengadakan, apa namanya, tim untuk observer pemilu. Waktu itu saya buka di sini tanggal 16. Tanggal 16 di sini ada briefing-nya, biasa itu. Parlemen antara negara-negara saling mengundang itu biasa," sambung Fadli.

Selain Rusai, Fadli menuturkan beberapa negara juga diundang dalam acara tersebut, yakni Amerika Serikat, Australia, dan Malaysia.

"Yang hadir kan akhirnya cuma beberapa negara, dari Turki akhirnya hadir, Malaysia hadir, Singapura kalau enggak salah hadir. Rusia kita undang, Amerika kita undang, Australia juga kita undang. Tapi yang dari Rusia yang tadinya mau confirm tidak jadi hadir," terangnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini