"Karena polanya acak. Bahkan, jika ditampilkan di tingkat TPS, jauh lebih acak lagi," kata Marsudi.
Baca: Momen Saat Sidang MK Ditutup Pas Adzan Subuh, Penyebutan Baginda Hingga Saksi Kebelet Pipis
2. Kesalahan entri bukan kecurangan
Marsudi menilai kesalahan entri dalam situng KPU bukan bentuk kecurangan.
Pasalnya, kesalahan entri tersebut berdampak mengurangi atau menambah suara Joko Widodo-Maruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurutnya, kesalahan entri merupakan hal yang wajar karena menginput angka-angka adalah hal melelahkan.
"Jadi wajar ada kesalahan, manusiawi," ujar Marsudi.
3. Situng tak untungkan satu paslon
Terkait kesalahan entri yang sebelumnya dianggap bukan sebuah kecurangan, Marsudi Wahyu Kisworo menjelaskan hal tersebut terjadi secara acak dan tidak terpola.
Marsudi mengungkapkannya saat ditanya kuasa hukum KPU.
"Lebih dari tampilan data ini, tidak benar ya situng menampilkan data yang menguntungkan salah satu paslon tertentu?" tanya kuasa hukum KPU.
"Ya kalau melihat data ini tidak ada. Kenapa? Karena polanya acak," jawab Marsudi.
Baca: KPU Hanya Ajukan Ahli ke Sidang Sengketa Hasil Pilpres
Ia mengatakan jika kesalahan entri data tidak terjadi secara acak, maka itu bisa dianggap situng menguntungkan satu pasangan calon saja.
"Tapi ini karena terjadi secara acak, bahkan kalau kita tampilkan per TPS itu jauh lebih acak lagi, di mana misalnya pasangan 01 menang itu di sana juga banyak suaranya yang berkurang menurut C1 yang di-upload, jadi sangat acak," ucapnya.
4. Keamanan situng KPU dinilai sudah memadai