"Per hari ini ada yang mau minta di oposisi saja atau di luar seperti sekarang."
"Ada juga yang berpendapat bagus bersama-sama (koalisi pendukung pemerintah)," kata Hinca di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2019).
Baca: Partai Demokrat Masih Terbelah: Dukung Jokowi atau Oposisi
Baca: Peluang Gerindra, PAN dan Demokrat Gabung Jokowi, Mahfud MD Sindir Pendukung Fanatik: Kecewa Sendiri
Penentuan keputusan semakin kompleks lantaran melihat peta dukungan di akar rumput.
Di 80 daerah pemilihan Partai Demokrat yang unggul, ada daerah yang Pilpres-nya dimenangkan Jokowi-Ma'ruf.
Namun tidak sedikit juga yang dimenangkan oleh Prabowo-Sandiaga.
Oleh sebab itu, lanjut Hinca, arah politik Partai Demokrat nantinya akan ditentukan di forum Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Setelah sikap politik ditetapkan, kata Hinca, seluruh struktur partai dipastikan mengikuti arahan tersebut.
"Ada yang unggulnya Pak Jokowi, ada yang unggulnya Pak Prabowo, ini keniscayaan."
"Namun demikian di Demokrat kalau sudah diputuskan oleh ketum maka semuanya ikut," ujar Hinca.
2. Ketua DPP PKS ingin pendukung 02 jadi oposisi
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengatakan, partainya belum menentukan arah dan sikap pasca-Pilpres 2019 hingga saat ini.
Artinya, PKS belum menentukan apakah jadi oposisi atau masuk dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.
Namun, Mardani mengatakan, para pendukung Prabowo ingin seluruh parpol yang mendukung Prabowo-Sandi jadi oposisi.
"Saya pribadi mendapat banyak masukan dari pendukung PKS dan pendukung Pak Prabowo, hendaklah seluruh koalisi 02 bertransformasi menjadi kekuatan oposisi yang kritis dan konstruktif," ujar Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2019).