“Kebijakan pemerintah Indonesia yang menggagas program Work From Bali pada tahun 2021, serta beberapa aturan yang memudahkan untuk tinggal dan memiliki properti di Bali juga memainkan peranan penting,” terangnya.
Baca juga: Investasi Properti dan Fenomena Harga Ruko yang Naik Gila-Gilaan: Siasat Berburu Cuan
Menurut dia, rencana Pemerintah mempercepatan pembangunan infrakstruktur di Bali, yang menurutnya akan sangat berperan penting dalam peningkatan harga properti di Bali.
Bali Urban Subway akan dibangun dalam empat fase.
Fase pertama jalur Bandara I Gusti Ngurah Rai - Kuta Sentral Parkir – Seminyak – Berawa - Cemagi sepanjang 16 kilometer. Sementara fase kedua menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai – Jimbaran – Ubud - Nusa Dua sepanjang 13,5 kilometer.
Fase ketiga jalur Sentral Parkir Kuta – Sesetan – Renon - Sanur. Sedangkan fase empat menghubungkan Renon – Sukawati - Ubud. Saat ini, fase ketiga dan keempat masih dalam tahap feasibility study (FS) atau uji kelayakan.
“Tentu saja, seperti pengalaman di kota-kota yang memiliki fasilitas MRT ataupun LRT, akan terjadi peningkatan harga properti di wilayah-wilayah yang dilewati oleh jalur transportasi publik tersebut,” ujar Evgeny.
Dia menerangkan, NPG Indonesia akan mengembangkan proyek properti di Bali dengan menyelaraskan bangunan, fasilitas, dan gaya hidup modern dengan alam dan lingkungan sekitar.
"Tantangan sebenarnya adalah bagaimana menyesuaikan bangunan dengan alam sekitar. Karena hal itulah yang membuat semua orang jatuh cinta kepada Bali, yaitu alam dan budayanya," katanya.
Ia mencontohkan Ecoverse yang merupakan kompleks hunian yang menghadirkan 34 unit apartemen serta 16 unit townhouse dengan 2 dan 3 lantai yang sedang dikerjakan dengan target penyelesaian di kuartal keempat 2025.
"Kami selalu mengaplikasikan beberapa fitur keberlanjutan seperti energi terbarukan di setiap unit melalui penggunaan panel tenaga surya, sistem pengolahan sampah, filter air osmosis, dan Rain Water Trap,” katanya.