Ini terlihat jelas dari bentuk daunnya, ukuran biji, dan juga rasa.
Buah ini lebih dekat ke melon dan blewah.
Timun suri tidak termasuk dalam keluarga timun-timunan, tapi justru masuk ke dalam keluarga labu-labuan (Cucubitceae) seperti melon, semangka, dan blewah.
Petani mengenal timun suri sebagai tanaman yang bandel karena meskipun hamanya seperti hama pada timun, tapi timun suri jarang menyerah dalam menghadapi hama-hama tersebut.
Buah timun suri ini bermanfaat dalam mencegah timbulnya kanker saluran pencernaan.
Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi menjaga kesehatan mata dan sebagai antioksidan alami yang melawan radikal bebas penyebab penuaan dini.
Tingginya vitamin C dalam timun suri berfungsi sebagai anti-virus dan pencegah infeksi. Selain vitamin, mineral esensial seperti kalsium, fosfor, dan zat besi juga terdapat di dalam timun suri.
Kandungan airnya yang hingga 90 persen, menyebabkan timun suri mempunyai efek diuretik, dapat memperlancar buang air kecil serta menetralkan dan membuang racun.
Dengan rutin mengonsumsi buah timun suri, racun akan dikeluarkan melalui urin.
Secara klinis, timun suri mengandung glukosa dan fruktosa, yang mudah mudah dicerna oleh tubuh.
Karena itu, banyak orang merasa lebih nyaman berbuka puasa dengan timun suri sebab lebih cepat memulihkan energi setelah seharian berpuasa dan tidak mendapatkan asupan gizi.
Mengonsumsi buah ini sebaiknya saat perut kosong, lalu beri jeda jika ingin mengonsumsi makanan berat lainnya agar penyerapan gizi lebih sempurna.
Jika dikonsumsi setelah makanan berat seperti nasi dan lauk pauk bisa menyebabkan fermentasi dalam perut yang membuat kita merasa sebah.
Untuk diabetesi sebaiknya berhati-hati mengonsumsi buah ini karena kandungan gula didalamnya termasuk jenis monosakarida.