Sikap demikian (itsar ‘ala al-nafs) inilah sikap altruisme yang mengabaikan kepentingan pribadi, berkebalikan dari sikap egoisme yang mementingkan kepentingan diri sendiri.
Nilai-nilai altruisme tersebut sesungguhnya dapat diasah melalui spirit Ramadan. Sebagai bulan suci yang penuh rahmah dengan segala fasilitas pahala kualitas jumbo, Ramadan dapat dijadikan momentum untuk mendidik batin secara paripurna agar jiwa kita memiliki nilai altruisme.
Haus dan lapar serta menahan hal-hal yang membatalkan puasa secar efektif dapat membakar jiwa-jiwa kebinatangan, lalu mewujud dalam sikap-sikap egaliter, empati, dan kasih sayang kepada sesama.
Zakat, infaq, sedekah, dan seluruh amal saleh untuk kebahagiaan orang lain dengan sendirinya akan muncul saat kita mampu menggodok seluruh ego demi kepentingan orang lain.
Seorang yang hanya terpaku pada egonya (ego centric) berarti belum atau bahkan tidak memiliki sikap altruisme, dan bisa diasah dengan menjalani amaliah Ramadan.
Akankah kita telah memiliki sikap alruisme selama ini? Jika belum, maka Ramadan kali ini menjadi momentum yang tepat untuk mengasah jiwa peduli kepada sesama. Wallahu a’lam