TRIBUNNEWS.COM - Dalam berdoa, kita mesti selalu sadar bahwa kita teramat bodoh, lemah, dan tidak mengerti mana yang terbaik buat diri kita sendiri.
Sedangkan Dia Teramat Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Penyayang. Sehingga apapun jawaban yang diberikan Allah atas doa kita, haruslah kita terima.
Berbicara tentang doa dan munajat bukanlah perkara yang mudah. Lebih-lebih, bila pembicaraan tersebut mengarah kepada upaya mengenali hakikatnya.
Dalam ajaran Islam, doa menempati posisi yang paradoksal. Pada dirinya sendiri, doa merupakan ungkapan kelemahan, kekurangan, kenistaan, kesusahan, kehilangan, kesedihan, dan sebagainya.
Dan tindak mengungkapkan semua perasaan ini merupakan inti penghambaan manusia kepada Allah. Karenanya, dalam sebuah hadis yang sangat terkenal, Nabi bersabda: “Ad-du’a mukhkhul ‘ibadah (doa adalah saripati ibadah).”
BACA JUGA: https://ganaislamika.com/diskursus-sufi-17-kiat-menjadi-pencinta-allah/
Tetapi, pada sisi tujuan dan sasarannya, doa merupakan pintu menuju Kemahakuasaan, Kemahakayaan, dan Kemahapemurahan Allah.
Arahnya yang tertuju kepada Allah membuat sebuah doa bisa mengandung kebaikan dan kesempurnaan apa saja yang terbayang oleh manusia.
Karena itu, pendoa seakan-akan berada dalam ruang yang tidak terhingga. Tidak ada kemustahilan di dalam “dunia doa”. Hanya dengan berdoa, manusia bisa mewujudkan segala apa yang semula mustahil baginya.
Banyak sekali mukjizat para nabi yang terjadi melalui doa dan permintaan. Dalam berbagai riwayat juga disebutkan betapa doa seseorang dapat mengubah “takdir” yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuknya.
Apakah takdir dalam arti hukum-hukum universal yang mengatur alam semesta atau pun takdir dalam arti yang lazim dipakai oleh para ahli ilmu kalam sebagai nasib dan ketentuan seputar jalan hidup manusia.
BACA JUGA: https://ganaislamika.com/kaum-quraisy-13-abrahah-dan-percaturan-politik-dunia-4/
Seperti kita tahu, doa dan permintaan kita kepada Allah tidak sedikit pun akan mengurangi Kemahasempurnaan-Nya.
Sebaliknya, seperti diajarkan oleh para sufi, makin tinggi doa dan permintaan kita kepada Allah, makin tinggi dan besar pula Allah di mata kita.