News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Cerita Megan Lovelady yang Sempat Diusir Sang Ibu Ketika Tahu Berbeda Keyakinan (Bagian III)

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Megan Lovelady di hadapan karangan bunga untuk para korban penembakkan di Masjid Al Noor, Selandia Baru.

Dr Mustafa Farouk, Presiden Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru menjelaskan, bahwa kadang-kadang dihadirkan saksi ketika ada seseorang yang hendak bersyahadat, namun fokusnya adalah lebih ke penerimaan para mualaf sebagai bagian dari komunitas Muslim.

"Islam bukan agama yang mengharuskan banyak pengawasan, atau sekelompok sesepuh, atau struktur besar seperti kardinal dan paus. Ini sepenuhnya terserah engkau, bagaimana engkau mengelola diri sendiri, dan hubunganmu dengan Tuhan. Ada banyak kebebasan tentang bagaimana engkau beribadah, dan bagi sebagian orang itu menarik," kata Mustafa.

Meskipun non-Muslim menyebut orang-orang yang baru masuk Islam dengan sebutan convert (beralih), namun orang orang-orang Muslim lebih suka menyebut mereka dengan revert (kembali).

Setelah terjadinya serangan teror di dua Masjid Kota Christchurch, kini Kota Auckland, Selandia Baru mendapatkan teror bom di dua tempat berbeda. (Newshub/ Berita Satu)

Menurut Islam, Mustafa menjelaskan, "Setiap makhluk hidup – setiap manusia, hewan, dan pohon – sejatinya adalah Muslim, karena Islam sesungguhnya adalah berserah total kepada kehendak Tuhan.
Itulah sebabnya kita tidak memiliki seremoni khusus; Ini hanyalah orang-orang yang kembali ke tempat mereka semula."

Diusir dari Rumah

Dr Mustafa Farouk, Presiden Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru, kembali menjelaskan, setelah masuk Islam, para mualaf itu akan diajak untuk membaur dengan Muslim lainnya.

Mereka akan diajak untuk mengunjungi masjid secara teratur, membaca, dan mempelajari agama Islam dalam bentuk yang paling murni, ketimbang yang sudah dipengaruhi oleh budaya atau kebangsaan tertentu.

Kebanyakan Kiwi (sebutan untuk orang-orang Selandia Baru) tidak menyadari bahwa masjid adalah tempat terbuka dan semua orang disambut dengan hangat di sana, terlepas apapun keyakinan dan seburuk apapun (perilaku) mereka, kata Mustafa.

Pemakaman pertama untuk ayah dan anak korban pembantaian di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru telah berlangsung, Rabu (20/3/2019). (Tangkapan Layar Video Dw.com)

"Ketika sesuatu seperti (tragedi penembakan) terjadi, orang-orang bertanya, ‘Mengapa mereka berada di masjid dan mengapa mereka semua terbunuh?’ Mungkin inilah alasan lain mengapa orang begitu tertarik pada Islam saat ini.

"Semua masjid di seluruh negeri sangat sibuk dan telah mengalami peningkatan pengunjung yang signifikan. Aku harus mengatakan bahwa karena cara umat Islam menanggapi serangan itu, cara anggota keluarga memaafkan dan mencintai, itu memberi tahu penduduk betapa keyakinan kita adalah tentang cinta. Mereka pikir, ‘Mungkin kita perlu mencari tahu lebih banyak.’."

Mustafa mengatakan bahwa umat Islam Selandia Baru cenderung tidak menyebarkan agamanya, atau mencoba untuk mengubah orang lain agar masuk Islam melalui dakwah.

Jikapun dia diminta, Muslim biasanya hanya berbicara secara pribadi tentang kepercayaan mereka.

Warga Kota Christchurch, Selandia Baru meletakkan karangan bunga untuk mengungkapkan rasa duka terkait penembakan masjid yang menewaskan 49 orang pada Jumat (15/3/2019). (AFP/GLENDA KWEK)

Bagi seorang wanita yang dibesarkan di negara Barat yang penduduknya kebanyakan non-Muslim, dan dengan banyaknya aturan baru yang mesti diikuti setelah masuk Islam, tentunya ada hal-hal yang Megan Lovelady rindukan dari gaya hidup sebelumnya.

Ketika ditanya tentang itu Megan menjawab, "Es krim Rocky Road!" ujarnya dengan kencang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini