Dr Mutohharun Jinan
Direktur Ponpes Shabran UMS Solo
ALQURAN mengingatkan pentingnya sikap rendah hati dalam berinteraksi antarsesama manusia atau dalam hidup bermasyarakat.
Rendah hati adalah sikap yang mengedepankan kelembutan, toleransi dan kesetaraan.
Dalam waktu sama sikap rendah hati itu menjauhkan kebiasaan unjuk diri atau menyombongkan diri di hadapan orang lain.
Dalam Kitab Suci (QS Al-Furqan/25: 63) disebutkan bahwa di antara tanda-tanda hamba Allah Yang Maha Kasih adalah mereka yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati (haunan).
Masih ada sifat-sifat lain yang disebutkan sebagai hamba yang dikasihi.
Dalam rangkaian ayat-ayat tersebut, sikap rendah hati ditempatkan pada urutan pertama di antara sifat-sifat yang lain.
Ayat tersebut dapat dimaknai secara bertingkat, mulai dari pemaknaan secara literal hingga kontekstual.
Secara literal, berjalan dengan rendah hati adalah berjalan kaki secara sopan dan santun.
Antara lain ditunjukkan dengan kemauan untuk bertegur sapa terhadap orang-orang yang dikenalnya.
Sementara dalam konteks saat ini orang berjalan tidak saja berjalan kaki, tetapi lebih dari itu berjalan di jalan raya menggunakan kendaraan.
Maka kerendahan hati pengendara ditunjukkan dengan cara mengikuti tata aturan dan rambu-rambu lalu lintas.
Tidak ada yang melanggar peraturan lalu lintas kecuali orang-orang angkuh dan ingin menang sendiri sehingga berkendara secara ceroboh dan mengabaikan pengguna jalan lain.
Keangkuhan dalam perjalanan jelas mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan sering kali terjadi karena kecerobohan dalam berkendara.