Bisa saja Lailatul Qadar justru turun di awal Ramadhan dan tanggal-tanggal genap.
Hanya Allah SWT yang tahu masalah tersebut.
Tapi, berbekal pengetahuan tentang rumusan yang telah disusun oleh Syeikh Asy-Syadzili yang merupakan seorang sufi tersebut, minimal kita bisa berjaga-jaga.
Selain ciri-ciri, Dr H Baidi juga menjelaskan terkait malam Lailatul Qadar.
Dr H Baidi mengatakan, penjelasan terkait Lailatul Qadar sudah ada dalam ayat Al Quran di Surah al-Qadr.
Berikut Surah al-Qadr beserta artinya:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadr.
Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadr itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar". (QS. Al Qadr [97] : 1-5)
Menurut Dr H Baidi, pada intinya melalui surah ini, Allah memberitahukan bahwa di dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang mulia, yakni Lailatul Qadar.
Kebaikan atau pahala yang diberikan kepada orang yang melaksanakan ibadah di waktu Lailatul Qadar, lebih baik dibanding seribu bulan.
"Kurang lebih 84 tahun," jelasnya.
Berdasarkan hal tersebut, ada sunnah.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, umat Islam diperintahkan untuk melakukan Itikaf.
"Kencangkan ikat pinggang, jauhkan tepat tidur, jauhkan berbagai godaan dunia untuk menyambut Lailatul Qadar," terangnya.
(Tribunnews.com/Fajar/Muhammad Husain Sanusi)