News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2020

Teks Naskah Khutbah Idul Fitri 2020 di Rumah: Meneguhkan Nilai Fitrah Saat Pandemi Covid-19

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Khotib menyampaikan Khutbah Jumat dengan memakai masker di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020).

Dalam konteks saling peduli maka sebagai umat Islam perlu merevitalisasi kandungan hadits Rasulullah saw.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. ...” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Kandungan ajakan memuliakan tetangga diimplementasikan menjadi sebuah gerakan nyata, yaitu “Peduli Tetangga”.

Bahwa di antara kita meningkatkan hubungan ketetanggaan yang solid dan kokoh.

Bangunan solidaritas dan kohesivitas menjadi nyata dalam gerakan saling melindungi agar tidak tertular pandemi.

Karenanya kita harus menjaga jarak fisik dan mengikuti protokol kesehatan.

Pada saat yang bersamaan kita saling menjaga dan saling memenuhi kebutuhan keseharahian pada kondisi ekonomi penuh keterbatasan.

Jangan sampai diri kita tidak tahu jika ada tetangga yang kelaparang karena kemiskinan saat pelaksanaan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB).

Mari satukan langkah untuk membangun kohesivitas.

Spirit berbagi dalam kehidupan sosial dan bertetangga telah dilatih oleh puasa.

Saat berpuasa kita dimotivasi untuk berbagi buka puasa yang pahalanya seperti orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa.

Demikian juga pada akhir puasa di awal hari lebaran kita mengeluarkan zakat fitrah sebelum pekasanaan shalat Idul Fitri sebagai penyuci jiwa dari tindakan tak baik atau ucapan buruk dengan cara memberi makan kepada orang miskin.

Spirit ibadah berbagi dengan yang lain adalah unsur penting bahwa ibadah yang baik jika selain karena mengabdi kepada Allah SWT juga memberi kebaikan dan kemaslahatan kepada hamba-Nya.

Di sinilah kita diuji untuk mengimplementasi ibadah puasa kita yang bersifat individu kepada kontek sosial.

Ramadhan telah melatih mental kita dan membiasakan diri kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai amaliah yang bersifat mahdhah; seperti shalat tarawih, tadarrus al Quran, zikir, i’tikaf dan amal ibadah lainnya.

Dan, pada saat yang bersamaan Ramadhan telah melatih dan membiasakan diri kita untuk dapat membina hubungan baik dengan sesama manusia melalui berbagai amaliah yang bersifat sosial.

Allahu akbar 3X Walillahi al hamdu

Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah.

Marilah kita tunjukkan indikator keberhasilan dalam meraih ketakwaan, kita tunjukkan kesejatian diri yang “fitri” yang senantiasa menebarkan cinta kasih, persaudaraan, kebersamaan, kemampuan menahan amarah, dan mampu memaafkan orang lain.

Fitrah yang sesungguhnya adalah ketika taqwanya bertambah, berarti peran serta kemanusiaan lebih baik, amal salehnya meningkat dan semakin menjauhkan diri dari perilaku-perilaku maksiat.

Jadi kembali ke fitrah berarti kembali mendengarkan suara hati nurani yang paling dalam yang sudah kita jernihkan dengan berpuasa.

Bersikap fitrah adalah berorientasi pada pemenangan “ruh ilahi” atas tanah “Lumpur."

Semoga Allah SWT menuntun dan membimbing kita untuk selalu menjaga jiwa kita agar tetap bertaqwa dan berjalan pada fitrahnya. Amin.

Adapun naskah khutbah kedua, dapat Anda lihat lewat tautan ini.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini