News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2022

Contoh Kultum Ramadan tentang Sabar dan Keutamaan Zakat, Singkat dan Mudah Dipahami

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Ramadan 2022 - Contoh kultum Ramadan tentang materi sabar dan keutamaan zakat, infaq, dan sedekah. Kultum biasa disampaikan setelah tarawih atau salat subuh berjamaah di masjid.

Adapun dzat Allah tidak sama dengan makhluk-Nya. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)

Semoga di bulan Ramadhan yang juga dikenal sebagai bulan kesabaran ini kita mampu melatih kesabaran kita dan dikuatkan kesabaran kita oleh Allah SWT.

Baca juga: Kumpulan Doa Perlindungan dan Pengampunan yang Ada dalam Al-Quran

2. Kultum Singkat Tentang Zakat, Infaq, dan Sedekah

Contoh kultum ini dikutip dari Universitas Darussalam Gontor.

Kultum singkat ini disadur dari tausyiah Dr. Setiawan bin Lahuri, M.A. di Masjid Jami’ Universitas Darussalam Gontor.

Sistem zakat, infaq dan sedekah merupakan bukti terbesar keberhasilan syari’at Islam dalam mencapai kecukupan kebutuhan umat manusia.

Zakat dapat menyalurkan manfaat dari berbagai dimensi, mulai dari orang kaya kepada orang miskin, orang kuat untuk orang yang lemah, dan orang yang mampu untuk orang yang membutuhkan pertolongan.

Sistem ini merupakan prinsip dasar kehidupan bermasyarakat dalam Islam, yang pada hakikatnya manusia itu tidak hidup sendiri.

Dalam hadits riwayat At-Thabrani, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

"Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman. Sedangkan, tetangganya kelaparan di sampingnya. Padahal ia mengetahuinya.”

Tidak bisa disebut seorang mu’min, jika ia meninggalkan orang dalam keadaan lapar, namun dia dalam keadaan kenyang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini