Sehingga, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menganjurkan kita untuk bersedekah dan berinfaq kepada orang yang membutuhkan.
Karena hakikatnya, hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai orang-orang yang sudah berkecukupan.
Baca juga: Hukum Berpuasa Tapi Tidak Sholat, Ini Penjelasannya
Mulai dari yang Terdekat
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang menganjurkan kita untuk berinfaq.
“Ibda’ biman ta’ulu.”
Artinya: Mulailah dari siapa yang bergantung kepadamu.
Maksudnya, keutamaan infaq ialah dimulai dengan menyalurkannya kepada orang-orang terdekat kita dan orang-orang yang berada dalam tanggungan dan jaminan kita.
Seperti halnya ahli waris yang menerima harta warisan yang ditinggalkan, maka, ia memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, baik dari anaknya, istrinya, bahkan orangtuanya sekalipun.
Kita lihat di zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Pada zaman itu kehidupan mereka saling membayar zakat dan saling berinfaq.
Abu Bakar sangat tegas dalam urusan zakat. Sampai-sampai beliau ingin membunuh orang orang yang tidak membayar zakat.
Hal ini ditegaskan karena ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat, mereka berubah menjadi enggan untuk membayar zakat.
Bahkan, diantara mereka ada yang berkata, “Kami hanya ingin menjalankan shalat. Tetapi, kami tidak ingin untuk membayar zakat.“
Hal ini juga terjadi di zaman sekarang, dimana orang-orang hanya melaksanakan shalat, tapi, enggan untuk membayar zakat.
Padahal, zakat ini sudah tertera dalam QS. Al Baqarah ayat 43 setelah perintah shalat, yaitu “Aqiimu asshalata wa aatuu azzakata.”
Dari ayat tersebut kita paham betapa pentingnya membayar zakat.
Zakat tertera dalam rukun Islam ketiga setelah shalat. Apabila rukun tersebut terlaksana dengan baik, pasti tidak akan ada orang fakir yang terlantar.
Setelah khilafah beralih kepada Umar bin Khattab, beliau memerintahkan agar infaq tidak hanya terbatas kepada orang muslim saja.
Namun, disalurkan juga untuk kaum Nashrani dan kaum Yahudi yang membutuhkan. Islam tidak membedakan antara Kaum Muslim dan kaum Yahudi atau Nashrani.
Bahkan, Islam menganjurkan kita untuk saling tolong-menolong sesama manusia tanpa mengenal perbedaan apapun.
Islam bangkit dan luas karena mengajarkan sifat tolong menolong.
Maka dari itu, mari kita bersedekah dan menyalurkan sebagian harta kita untuk mereka yang membutuhkan.
Sesungguhnya, harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’aalaa.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Ramadan 2022