TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan niat puasa Syawal dalam tulisan arab, latin, dan terjemahan. Apakah boleh dibaca siang hari? Ini penjelasannya.
Puasa Syawal merupakan puasa sunnah di bulan Syawal selama enam hari. Boleh dikerjakan berturut-turut mulai 2-7 Syawal, atau tidak berurutan.
Seperti puasa sunnah pada umumnya, boleh membaca niat puasa syawal pada pagi atau siang hari dengan syarat.
Baca juga: Puasa Syawal 6 Hari atau Bayar Utang Puasa Ramadhan Terlebih Dahulu? Berikut Penjelasannya
Syarat utamanya adalah tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sebelumnya.
Hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, bersetubuh atau berhubungan suami istri, atau muntah dengan sengaja, merokok, haid/nifas, memasukkan benda ke dalam tubuh secara sengaja, mengeluarkan air mani secara sengaja dan murtad atau keluar dari Islam, merokok.
Hukum membaca puasa sunnah di pagi atau siang hari didasarkan pada hadist nabi:
“Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, ‘Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku. Ia berkata, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?’ Kami jawab, ‘Tidak.’ ‘Kalau begitu aku puasa saja,’ kata Nabi. Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami. Kami katakan kepadanya, ‘Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.’ ‘Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,’ kata Nabi. Ia lalu memakannya,’” (HR Muslim).
Baca juga: Keutamaan dan Amalan di Bulan Syawal, Bulan yang Penuh Keceriaan
Dijelaskan dalam hadist, awalnya Nabi Muhammad SAW tidak berniat puasa, namun karena dihadapkan pada kondisi keterbatasan, maka Nabi Muhammad memilih berpuasa.
Kecuali, jika puasa syawal digabung dengan Puasa Ramadan, maka bacaan niatnya harus dibaca sebelum waktu fajar.
Tata cara puasa syawal
Anjuran puasa syawal berdasarkan hadist berikut.
"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim no. 1164).
Itu artinya, idealnya puasa sunah Syawal enam hari dilaksanakam setelah hari Raya Idul Fitri pada 2-7 Syawal.
Namun apabila tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal.