Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa pendapat menyebutkan bahwa puasa dapat memberikan dampak kesehatan.
Menurut Konsultan Onklogi Eka Hospital Bekasi dr. Budi Harapan Siregar, Sp.B (K)Onk, hal ini juga berlaku bagi pasien kanker.
Beberapa penelitian ungkap pasien kanker, rata-rata mengalami efek samping yang lebih sedikit selama bulan puasa.
Namun, apakah puasa bisa membunuh sel kanker?
Dr Budi sebut jika saat ini belum ada penelitian yang menyatakan dengan tegas bahwa berpuasa bisa membantu tubuh membunuh sel kanker.
"Namun, beberapa penelitian dengan subjek terbatas memang menunjukkan ada manfaat puasa dalam membunuh sel kanker,"ungkap dr Budi pada keterangannnya, Selasa (19/3/2924).
Luasa yang berkelanjutan dapat merangsang proses autofagi.
Proses autofagi adalah proses tubuh untuk “membersihkan” diri dari sel-sel tubuh yang sudah rusak.
Tubuh kemudian akan “mendaur ulang” bagian yang masih dapat digunakan.
Sehingga hanya tersisa sel-sel sehat saja. Autofagi sering dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan termasuk kanker.
Terlalu banyak sel-sel rusak dalam tubuh dapat meningkatkan risiko mutasi genetik yang dapat berujung pada kanker.
Selain itu, sebuah studi juga menunjukkan proses autofagi juga dapat menghambat kematian jaringan atau peradangan pada sel kanker.
"Yaitu (dengan) memproduksi energi sel dan prekursor metabolik. Sehingga dapat menurunkan risiko penyebaran kanker," tambahnya.
Namun, di sisi lain, penelitian yang dilakukan masih banyak yang menggunakan hewan penelitian.
Artinya, belum benar-benar terbukti secara meyakinkan bagaimana dampaknya pada manusia.
"Maka dari itu, selalu penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi sebelum mengambil keputusan yang akan memengaruhi kesehatan Anda, seperti puasa contohnya," imbaunya.
Bagi beberapa pasien kanker, puasa mungkin aman dilakukan malah mendatangkan manfaat.
Namun, bagi beberapa lainnya, justru bisa menghambat proses perawatan yang dijalani.