Laporan wartawan Tribun Jogja, Doni Ardiyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Ketika hujan abu Merapi terjadi pada Jumat (5/11/2010), banyak masyarakat Yogyakarta membeli kacamata.
"Hari ini pembelinya lebih ramai daripada hari biasanya, sekitar dua kali lipat lebih," aku Sambang, seorang penjual kacamata di depan Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan Colombo.
"Hari biasa omset hanya mencapai Rp 500 ribu, sekarang ini bisa mencapai Rp 2 jutaan. Namun harganya sama seperti hari-hari biasa, kasihan para pembelinya," katanya sambil melayani seorang pembeli yang sedang memilih kacamata.
Dia mengaku khusus untuk hari ini membuka lapaknya mulai pukul 07.00 untuk memanfaatkan momen hujan abu pada hari itu. "Biasanya saya mulai buka pukul 09.00. Karena merasa yang membeli pasti banyak maka saya buka lebih awal," tuturnya.
Pria yang tinggal di Samirono tersebut mengatakan kebanyakan pembeli yang datang mencari kacamata berlensa transparan. "Mereka sengaja membeli jenis itu supaya bisa dipakai malam juga," ucap pria yang menjual kacamata mulai 2002 tersebut.
Seorang ibu bernama Oni, bersama dengan putrinya, usai membeli kacamata berlensa bening sekitar pukul 16.00 mengatakan, "Saya gunakan untuk melindungi mata, karena meski pakai helm, abunya tetap tembus."
Ada pula sepasang pemuda-pemudi yang membeli kacamata menuturkan membeli kacamata untuk melindungi mata mereka dari debu. "Supaya tidak perih, kami membeli kacamata ini," kata Fitri, mahasiswi Universits Muhamadiyah Yogyakarta yang juga sedang mengenakan masker pelindung.
Ahmad, mahasiswa Universitas Gajah Mada, menambahkan, "Yah, karena kondisi jalanan berdebu serta kebetulan lewat sini dan tahu di sini menjual kacamata, sekalian saja kami mampir."
Mereka berdua membeli kacamata model "Top Gun" dengan warna biru dan pink cerah.
Kacamata Laku Keras di Yogya
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger