Laporan wartawan Tribun Jogja Riezky AP
TRIBUNNEWS.COM. YOGYA - Letusan Gunung Merapi yang melumpuhkan tiga kecamatan di Kabupaten Sleman, berdampak pada pasokan sayur dan daging di Pasar Induk Kota Jogja. “Sebagian besar pasokan sayur di sini dari Cangkringan,” kata Nanang, pedagang sayur di Pasar Bringharjo, Sabtu (6/11/2010).
Dijelaskan, sejak beberapa desa di Kecamatan Cangkringan lumpuh disapu awan panas, pasokan sayur dari kawasan itu terhenti. Sedangkan pasokan dari Wonosobo tersendat. “Truk pengangkut harus melewati Magelang. Banyak sopir yang tidak berani,” kata Nanang.
Kalaupun ada pasokan, lanjutnya, pukul 08.00 WIB dipastikan sudah habis. Seperti tadi pagi, Nanang hanya menjual bawang merah dan cabe kriting. Beberapa jenis sayuran, seperti sawi, wortel, kubis dan sebagainya sejak pukul 08.00 WIB habis terjual.
Seretnya pasokan sayuran itu membuat berbagai komoditas mengalami kenaikan harga. Cabe rawit yang sebelum letusan Merapai hanya Rp 16 ribu/kilogram, saat ini sudah menembus Rp 20 ribu.
Tak hanya di pasar tradisional. Beberpa swalayan juga kekurangan pasokan sayur, seperti yang dialami enam gerai Superindo yang ada di kota ini. ”Kami biasa mendapat pasokan sayuran dari Cangkringan, Kaliurang dan sekitarnya. Semenjak bencana merapi, banyak sayuran yang gagal panen. Kalau pun ada kualitasnya jelek,” ujar Widiyanto, supervisior Superindo, Jl Sultan Agung, Sabtu (6/11/2010).
Selain tersendatnya pasokan sayuran, pasokan daging ayam juga berkurang. Selama ini, pasar tradisional dan swalayan di Kota Gudeg ini mendapat pasokan dari kawasan Cangkringan yang kini hampir semua wilayahnya luluh lantak.
Harti, penjual ayam di Los 5 Pasar Bringharjo mengaku, sejak kemarin banyak pedagang soto dan warung makan yang biasaya menghidangkan ayam sebagai menu utamanya, tak lagi berjualan. ”Mereka (pedagang makanan, red) kecewa, karena tidak bisa membeli daging ayam untuk dijual,” kata Harti.
Pasokan Daging dan Sayuran Tersendat
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger