TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho membantah adanya pengungsi gunung Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara meninggal karena kelaparan.
Dengan tegas dia menyebutkan pengungsi bernama Yohana Mawikere (56) meninggal dunia karena jatuh dari kamar mandi dan masih sempat dibawa ke Rumah Sakit Tomohon.
“Tidak ada, kalau di beberapa mass media disampaikan ada satu orang korban meninggal karena kelaparan, atau karena keterlambatan memberi makan. Setelah kami cek di posko, lokasi pengungsian ternyata satu orang tersebut meninggal karena jatuh di kamar mandi kemudian dibawa ke RS Tomohon,” tegasnya, saat ditemui usai konferensi pers, di Kantornya, Jakarta, Rabu (13/7/2011). Menurut keterangannya, Yohana memiliki penyakit stroke dan tekanan darah tinggi.
Sebelumnya diberitakan, Yohana, satu di antara ribuan pengungsi yang dievakuasi karena takut terkena dampak letusan Gunung Lokon. Ia diduga meninggal karena jatuh terpeleset toilet SMA Kristen I yang menjadi lokasi pengungsian. Menurut Andreas, sebelum meninggal istrinya bersama pengungsi lainnya sempat berdialog saat menunggu jatah makanan di tempat pengungsian.
"Ketika menunggu makanan ia ti ba-tiba menyampaikan akan ke toilet. Saya sangat terkejut karena mendapat informasi istri saya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal, saya sangat sedih," ujarnya sambil terisak.
Ia tak habis pikir sebab sebelum dievakuasi istrinya dalam kondisi baik-baik saja. "Saya juga kesal karena tiba dipengungsian tak kuinjung diberi makan, padahal sudah sangat lapar. Bahkan sampai kini saya belum mendapat makan," kata Andreas yang menunggu pemulasaran jenasah istrinya.
Andreas mengakui istrinya menderita penyakit darah tinggi, dan untuk menkonsumsi obat harus makan dulu. "Karena belum makan, jadi belum minum obat. Jadi mungkin karena belum makan, maka kondisinya lemah, sehingga mudah terpeleset saat ke Toilet," tuturnya.
Jadi sampai saat ini, tegas Sutopo, tidak jatuhnya korban jiwa karena lutusan gunung Lokon. Namun, diakuinya, jumlah pengungsian suadh mencapai seribu orang.
“Bantuan bagi pengungsi sudah cukup, Pemda sudah sanggup mencukupi. Sangat kondisional, bantuan kami berikan stimulan, dalam kondisi mereka memerlukan kita bisa tambah lagi,” terangnya.