Laporan Koresponden Tribunnews.com, Chanry Andrew Suripatty
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Pihak Polda Papua dalam hal ini Polres Jayapura telah mengamankan sedikitnya 43 orang simpatisan massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang diamankan pasca rusuh demo Papua Merdeka yang mengakibatkan 6 warga sipil luka-luka dan 1 orang pendemo meninggal dunia Senin(4/6/2012)lalu. Menurut Kabid Humas Polda Papua, AKBP Johannes Nugroho Wicaksono kepada Tribunnews.com di ruang kerjanya mengatakan 43 orang simpatisan tersebut kini tengah diperiksa secara intensif oleh pihak Polres Jayapura dimana mereka masih berstatus sebagai saksi.
”43 orang simpatisan KNPB yang diamankan Polres Jayapura di Sentani masih berstatus sebagai saksi, namun tidak menutup kemungkinan statusnya akan meningkat menjadi tersangka,” kata Kabid Humas Polda Papua, AKBP Drs Johannes Nugroho Wicaksono Johannes di kantornya, Selasa(5/6/2012).
Saat ini ke-43 simpatisan KNPB yang telah diamankan masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Satuan Reskrim Polres Jayapura.
”Mereka masih dimintai keterangan, terkait rusuh di sana,” terangnya.
Menurut Kabid Humas aksi brutal oleh simpatisan KNPB di Sentani, setelah pihak kepolisian Polres Jayapura Kota dan Polres Sentani dengan dibantu Brimobda Papua membubarkan 11 iringan truk yang mengangkut massa KNPB di batas Kota (Waena). Seketika itu, massa kembali ke Sentani, namun sesampainya di Kampung Harapan, massa melakukan pengrusakan terhadap marka jalan dan merusak beberapa rumah.
”Dari kejadian itu 6 orang luka-luka, dan 1 orang pendemo tewas diduga akibat terinjak-injak oleh kelompok massa yang berhamburan ketika dibubarkan aparat, sehingga kami langsung mengamankan 43 orang simpatisan yang diduga pelaku pengrusakan dan penganiayaan terhadap warga yang melintas,” katanya.
Sementara itu, salah satu korban aksi brutal simpatisan KNPB, Sunardi (39) yang berprofesi sebagai Sopir Truk, Selasa sore dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura karena mengalami luka kena panah di bagian punggung belakang dan mengakibatkan kondisi korban sempat kritis. Dari pantauan Tribunnews.com di RSUD Dok II Jayapura kondisi korban tampak lemah dengan luka dibagian punggung tembus pinggang. Bahkan, saat itu Sunarso langsung dibawa ke ruang ICU guna menjalani perawatan intensif atas lukanya. Hernadin, selaku teman korban mengakui, sebelum kejadian dia sempat bersama-sama korban untuk mengantar barang pesanan kearah Sentani.
”Saya sempat sama-sama dengan korban, tapi tak lama kami berpisah. Beberapa menit kemudian, saya ditelepon kalau Sunardi kena panah,” tuturnya.
Di tempat yang sama, pihak keluarga korban, Andi saat ditemui Tribunnews.com menyampaikan bahwa, Sunardi dirujuk ke RSUD Dok II untuk mempermudah pihak keluarga memantau perkembangan dan kondisi korban, apalagi korban tinggal di Entrop.
”Itu kan masih dekat dengan RSUD Dok II dibandingkan RSUD Sentani, jarak tempuh relative jauh. Menurut Andi pihak keluarga sangat sedih atas peristiwa ini, dimana mereka tidak menyangka salah seorang kerabat mereka Sunardi bisa dipanah saat kerusuhan pecah Senin kemarin, pihaknya berharap agar ada yang dapat bertanggung jawab atas kejadian ini. Kami pihak keluarga juga berharap ada yang bertanggung jawab atas kejadian ini, karena kami tidak tau apa-apa soal kejadian kerusuhan kemarin, kenapa tiba-tiba adiok saya yang harus jadi korban, saya harap polisi bisa mengungkap kasus ini dengan segera,” pintanya.
Sekedar diketahui kejadian bermula ketika massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang hendak menuju arah Waena dengan menggunakan sejumlah truk pada pukul 13:30 WIT dihalau dan dibubarkan oleh aparat keamanan di depan Telaga Maya. Karena tidak diperbolehkan melintas akhirnya massa bubar dan massanya terpencar kembali ke arah Sentani. Ketika sampai di Kampung Harapan, Sentani beberapa orang massa mulai merusaki rumah warga yang ada di sekitar jalan raya.
Demikian juga massa yang melintas di sepanjang jalan Hawai. Salah satu massa membawa panah dan menghamburkan panah kemana-mana hingga mengenai warga. Akibatnya dua orang warga masing-masing Sunardi, terkena panah di punggung sebelah kiri dan 1 korban lagi atas nama Sihombing terkena panah di bahu kanan.
Korban terkena panah saat hendak keluar dari rumah, akibatnya kedua korban mengalami luka-luka dan dibawa ke R.S Yowari Sentani.selain itu 4 orang warga lainnya turut mengalami luka-luka diduga akibat lemparan massa yang brutal. Selain itu seorang pendemo dari massa KNPB meninggal dunia atas nama Yesa Mirin diduga akibat terinjak-injak oleh kelompok massa yang berhamburan ketika dibubarkan aparat.