TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertikaian kelompok masyarakat di Kwamki Narama, Mimika, Papua diakhiri dengan perdamaian yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat. Kesepakatan damai antara kelompok Kwamki Narama Atas dan kelompok Kwamki Narama Bawah ditandai dengan adat belah kayu pada 4 Juli 2012.
"Sudah dilakukan suatu proses perdamaian antar dua kelompok tersebut. Yang juga dihadiri oleh unsur pimpinan daerah setempat yaitu dari Wakil Bupati Mimika, ketua DPRD Mimika juga Kapolres Mimika," ungkap Kepala Biro Penyedia Data dan Informasi, Brigjen Pol Mochamad Taufik di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2012).
Menurut Taufik, proses perdamaian tersebut dilakukan setelah melalui pendekatan dan upaya yang dilakukan unsur pimpinan daerah dan Kapolres setempat yang didahului dengan kegiatan pelayanan kesehatan baik masyarakat Kwamki Atas maupun Kwamki Bawah.
"Proses perdamaian juga dilakukan secara adat sebagaimana yang berlaku di masyarakat setempat, melalui proses antara lain belah kayu adat, melakukan pemanahan terhadap babi yang dilakukan kelompok Kwamki Lama dan Kwamki Bawah. Ada dua ekor babi yang dipanah," terangnya.
Pada saat selesai acara prosesi perdamaian itu juga ada, disepakati dan ditandatangani pernyataan damai oleh para pelaku yang diwakili keduabelah pihak yang berseteru.
"Mudah-mudahan dengan ada suatu upaya perdamaian ini situasi di Mimika, khususnya pertikaian antara dua kelompok ini selesai. Karena ini perdamaian yang dikehendaki oleh keduanya," harapnya.
Seperti diketahui, bentrok massa di Mimika berawal dari terjadinya kecelakaan lalu lintas pada 20 Mei 2012 di sebuah jalan.
Saat itu Roni yang membonceng Mike yang merupakan warga kelompok atas menabrak motor Oni seorang warga kelompok bawah yang telah terparkir di pinggir Jalan.
Akibat kecelakaan tersebut Roni meninggal dunia. Entah siapa yang memprovokasi, akhirnya timbul isu yang mengatakan bahwa Roni tewas dibunuh kelompok bawah, walhasil pertikaian pun tidak terelakan.
Kerusuhan pun tidak dapat terelakan dan mengakibat korban meninggal dunia, kerusuhan berlanjut pada 3 Juni 2012, kemudian lanjut kembali tanggal 5 dan 6 Juni 2012 sampai akhirnya pertikaiaan pun diselesaikan secara adat ditandai dengan acara bakar batu.
Tetapi hal tersebut pun belum mampu menyelesaikan pertikaian dua kelompok masyarakat tersebut. Pada 13 Juni 2012 bentrokan kembali pecah dimana dua kelompok massa saling serang dengan panah dan berlanjut pada 15 Juni 2012.
Tidak lama setelah itu, pada 16 Juni 2012 giliran anggota kelompok bawah mengalami kecalakaan lalu lintas dan pihak rumah sakit pun membawanya ke rumah duka. Tapi justru kembali beredar isu bahwa korban kecelakaan dari kelompok bawah tersebut dibunuh kelompok atas.
Pertikaian pun tak dapat terelakan dan akhirnya pada 18 Juni 2012 kerusuhan pun kembali pecah sampai akhirnya diselesaikan kembali secara adat dengan ditandai upacara pembakaran jenazah.
Baca Juga: