Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tarsisius Sutomoaiyo
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Tiga pemudik yang menggunakan kendaraan motor meninggal dunia akibat kecelakaan di jalur pantai utara (Pantura), Jalan Arjawinangun dan Jalan Susukan, Kabupaten Cirebon, Minggu (26/8/2012) dalam waktu yang terpaut tak terlalu jauh.
Kecelakaan pemudik motor yang pertama terjadi di Jalan Arjawinangun, Desa Kebontori, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, sekitar pukul 08.00. Warma B Taba (37), pemudik perempuan dari Pemalang, Jawa Tengah, meninggal karena masuk ke kolong kontainer. Dari data pihak RSUD Arjawinangun, bagian pinggang Warma hancur.
Suaminya yang mengendarai motor itu, Gangsar (47), selamat dan sedang menjalani perawatan di RSUD Arjawinangun. Ia mengalami cedera bahu.
Menurut Gangsar, ia dan istrinya hendak menuju ke Prumpung, Jakarta Utara. Saat berada di Jalan Arjawinangun, motor yang ia kendarai melaju sedikit di depan sebuah kendaraan kontainer.
"Kontainer di lajur kiri, saya berada di lajur kanan. Tiba-tiba, ada motor nyalip dan kami terjatuh. Istri saya jatuh ke sisi kiri, masuk ke kolong mobil kontainer. Saya tidak bisa tolong dia. Ketika itu, saya juga tidak dapat bergerak," ujarnya di RSUD Arjawingun, kemarin sore.
Warga menolong kedua pemudik yang baru menikmati lebaran di kampung halamannya selama seminggu terakhir itu. Pihak rumah sakit, membawa keduanya ke ruang yang berbeda. Petugas rumah sakit membawa istrinya ke kamar jenazah. Gangsar berusaha kuat kemudian meminjam ponsel orang yang menolongnya. "Ponsel saya hancur, tapi kartunya masih bagus," katanya.
Ia memasang kartu ponselnya ke ponsel pinjamanan itu untuk menghubungi kakak iparnya, Tari (45). Tari yang kebetulan berada di Losari, Jawa Tengah, untuk acara keluarga segera menuju ke RSUD Arjawinangun. Ia dan putrinya meninggalkan Losari sekitar pukul 11.30. Perempuan itu tampak berusaha kuat. Selain mengurus administrasi kematian adiknya, ia pun harus menyuapi serta menghibur sang adik ipar.
Menurut Tari, keluarga sempat menahan agar Gangsar dan dan Warma menunda keberangkatan ke Jakarta. Alasan keluarga, ucapnya, karena lalu lintas masih padat. Apalagi, anak bungsu kedua pasangan itu, Sani (11), sempat menahan keduanya. Namun, Gangsar harus kembali bekerja pada Senin (27/8/2012). SelainĀ itu, mereka tak tega meninggalkan putra sulung mereka, Sukron (18), sendiri di Jakarta. Pemuda yang duduk di bangku kelas III SMK itu tak ikut lebaran keluarga di Pemalang.
Namun, Sani tetap tak mau ikut kedua orang tuanya. Ia menyusul dengan rombongan paman dan bibinya. "Saya nanti aja, capek naik motor. Saya,bareng Bu De aja naik mobil," ujar Tari menirukan ucapan Sani.
Gangsar yang bekerja sebagai kuli bangunan pun bingung bagaimana memberitahukan kepada kedua anaknya. Anak sulungnya menanti di Jakarta sedangkan anak bungsunya akan segera menyusulnya.
Tari pun mengatakan hal yang sama. Rencananya, Gangsar menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di kota asalnya. Ia sedang memikirkan bagaimana memberitahukan peristiwa nahas itu kepada putra sulungnya. Selain menanggung kesedihan karena kepergian sang istri dan menahan sakit di badannya, pria bergaji Rp 1,5 juta per bulan itu pun menanggung beban cicilan motor Rp 700 setiap bulannya.
Kecelakaan kedua terjadi di Jalan Susukan, Desa Bunder, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, sekitar pukul 12.25. Kecelakaan itu mengakibatkan pengendara sepeda motor dan boncengannya, Miftahudin (25) dan M Basori (20) meninggal dunia. Menurut polisi, keduanya sedang menuju ke Tangerang. Pada saat yang sama, di belakang mereka, ada bus Dewi Sri bernopol G 1694 FR dari Tegal, Jawa Tengah, yang memuat pemudik menuju Jakarta.
Bus yang dikemudikan Nuridin Fajariyah (38) itu menabrak bagian belakang Honda Supra Fit bernopol G 5399 HJ yang dikendarai Miftahudin. Malang pun tak dapat ditolak kedua pria yang kemungkinan bersaudara karena berasal dari alamat yang sama, yakni di RT 02/05, Dukuh Laren, Desa Linggapura, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Kedua pemudik itu, menurut keterangan supir kepada polisi, jatuh ke tengah jalan dan terlindas kendaraan pemudik lainnya.
Sesuai data dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun, akibat kecelakaan itu, Basori mengalami kerusakan tengkorak kepala dan rahang. Selain itu, tulang paha kanan dan tulang belakang Basori patah. Miftahudin mengalami kerusakan tengkorak kepala. Hingga pukul, 15.00, belum ada keluarga kedua korban kecelakaan itu yang datang ke RSUD Arjawinangun.
Pihak rumah sakit pun memindahkan kedua jenazah itu dari ruang IGD ke kamar jenazah. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Susukan, AKP Supriyadi, mengatakan polisi menghubungi keluarga kedua korban yang berada di Tangerang sekitar pukul 14.00. "Penumpang bus kami pindahkan ke bus Dewi Sri dari arah Jakarta menuju Cirebon," ujarnya di Polsek Susukan, kemarin sore.
Sejauh ini, polisi menahan dan memeriksa supir bus itu di Polres Cirebon. Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Cirebon, Inspektur Satu (Iptu) Didi Wahyudi, ketika berada di posko jaga di depan RSUD Arjawinangun, kemarin.