"Saya tetap tenang. Sudah menjadi kebiasaan di rumah kontrakan atau kos di wilayah ini, banyak tamu datang dan pergi. Kalau dia resmi pengontrak, saya pastikan mendatanya. Tapi, beberapa kali yang menginap adalah saudara mereka. Jadi, selama penghuni kamar tidak melaporkan, seperti warga lainnya, saya pun tidak membatasinya, asal bukan perempuan," tutur Giyanto.
Meski begitu, menurut Giyanto, para petugas itu tidak mempersoalkannya lebih jauh. Mereka lalu membawa pemuda yang bernama Fitra, serta dua orang lainnya, yaitu kakak Fitra dan Adi si pemilik kamar.
Kakak Fitra dan Adi masuk ke dalam mobil Avanza dalam kondisi normal tanpa pengamanan ketat, sedangkan Fitra diborgol dan digiring ke dalam mobil.
Giyanto mengaku menyaksikan runutan peristiwa senyap itu, hingga rombongan dua mobil lenyap dari pelataran rumah kontrakannya, sekitar pukul 08.00 WIB.
Giyanto mengungkapkan, saat penangkapan, warga sekitar tidak banyak yang mengetahui. Keramaian yang wajar di rumah kontrakan itu tidak sampai menyita perhatian warga sekitar.
Tentu saja, mereka benar-benar tak menyangka, bahwa terduga pelaku pembacokan pelajar di Jakarta ditangkap di Jogjakarta, yang tak lain di rumah kontrakan yang tak jauh dari rumah mereka.
"Saya pun baru paham setelah penghuni kamar kontrakan yang masih tertinggal meminta maaf atas kejadian itu, dan menjelaskan semuanya," terang Giyanto. (*)
BACA JUGA