News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tawuran Mahasiswa

Syahrul Minta Mendiknas Turunkan Tim ke UNM

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prosesi pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu mang (Sayang) jilid II di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU

TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR - Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, mendesak agar Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, menuntaskan kasus tawuran di Universitas Negeri Makassar (UNM) yang kerap terjadi. Ia pun meminta agar siapapun yang terlibat ditindak tegas. Syahrul minta ada tim dari pusat yang diturunkan untuk menuntaskan tragedi di UNM.

"Sebelum dingin suasana, harus ada keputusan, termasuk institusi. Kalau ada sekolah yang tidak mampu lagi mendidik anak-anaknya, wajar untuk ditutup," desak Syahrul.

Syahrul juga menyampaikan akan mensupport apa yang menjadi kebijakan menteri pendidikan. Ia berharap, semua pihak ikut membantu mengkondisikan agar tidak ada provokasi bagi keluarga, daerah atau fakultas sehingga penyelidikan bisa berjalan dengan baik.

"Siapapun yang salah harus mendapatkan sanksi yang tegas, baik dosen, pejabat atau mahasiswa bahkan institusi pengorganisasian. Kami siap, ini jadi pelajaran mahal bagi kita. Kita harus malu, jangan sampai anak-anak kita terstigma menjadi anak-anak yang brutal," tegasnya.

Sementara, Menteri Pendidikan Muhammad Nuh, mengatakan, pihaknya menyampaikan rasa duka yang dalam. Karena itu, ia ke Enrekang mengunjungi keluarga korban dan bertemu mahasiswa UNM yang mengantar jenasah.

"Intinya, kami ingin menjadikan kasus ini sebagai kasus yang terakhir. Karena, ada yang meninggal atau tidak, tawuran itu sudah jauh dari budaya kita dan ironisnya terjadi di universitas," ungkapnya.

Muhammad Nuh menegaskan, kasus tersebut tidak bisa dibiarkan. Ia juga mengaku terkejut dengan ditemukan barang-barang seperti senjata tajam, botol miras, bahkan ganja di dalam kampus, yang sama sekali tidak bisa ditolerir.

"Kami ingin menegaskan, untuk jangka pendek dan jangka panjang, seluruh kampus harus memperkuat tradisi budaya menghargai dan menghormati orang lain, kalau ada perbedaan dilawan dengan kemajuan berpikir, jangan pakai budaya primitif," terangnya.

Selain itu, penegakan disiplin di dalam kampus sendiri menyangkut mahasiswa, pejabat, dosen dan institusinya, Menteri menegaskan tidak ragu dan akan menurunkan tim untuk menuntaskan kasus tersebut sehingga menjadi kasus terakhir. Jika terbukti, maka akan ada sanksi kepada pimpinan mulai rektorat hingga ke jajarannya. Termasuk, institusinya, mulai dari universitas sampai prodi.

"Bisa jadi penurunan akreditasi, tidak boleh lagi menerima mahasiswa baru selama beberapa tahun, sampai penutupan prodi itu sendiri," pungkasnya.

Dia juga menyatakan dukungan penuh kepada kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut dari aspek hukum. Meskipun, dia mahasiswa atau di dalam kampus, tidak ada toleransi bagi yang tidak taat terhadap aturan.

"Usut tuntas. Lihat rekaman-rekamannya. Analisis kejadiannya. Tuntaskan dari aspek hukum. Ini kejadian yang sangat pahit, memalukan," paparnya.

Kapolda Sulselbar Mudji Waluyo menambahkan, penyidik sudah menetapkan tersangka berinisial IH. Ia mengungkapkan, tersangka juga sudah mengakui perbuatannya dan mengaku melakukan penikaman karena dendam sepeda motornya dirusak dua bulan lalu.

Baca Juga  :

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini