Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Inspeksi mendadak (sidak) Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail yang sudah molor 2,5 jam dari jadwal awal di SDN 012 Lok Bahu, Kamis (4/4/2013) lalu diduga sudah bocor. Pasalnya, kendati hujan deras mengguyur, kondisi sekolah tak separah banjir biasanya.
Saat sidak, sudah terdapat beberapa parit baru yang berada di sekitar sekolah. Satu di depan sekolah dan 2 parit berukuran besar di kanan kiri jalan yang dibuat dengan cara memutus jalan hauling. Gundukan sisa kerukan jalan hauling juga masih terlihat baru di pinggir parit. Kala itu, banjir hanya menggenangi perumahan penduduk dan tidak sampai ke sekolah seperti yang dituturkan guru dan Wakil Kepala sekolah ketika kunjungan Fatimah Asyari, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda beberapa saat lalu.
"Saya nggak tahu kalau sudah ada parit disitu. Baru dibuat ya," kata Sudarmin, mantan Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 012 Lok Bahu di lokasi. Penyataan itu juga dibenarkan beberapa warga yang berada di lokasi.
Sebenarnya menurut Sudarmin, pembukaan 3 parit itu secara terus menerus akan berdampak tenggelamnya perumahan warga yang tak jauh dari lokasi.
Sejauh ini menurut pihak sekolah, tambang memang sudah membantu perpustakaan sekolah yang letaknya di samping Puskesmas Pembantu Karang Mulya yang tepat berada di samping jalan hauling Namun, permohonan bantuan untuk pagar dan parit sekolah belum ada respon.
Permohonan itu salah satunya didasarkan pada Surat Walikota Samarinda Nomor : 21/L-IV/Pemb./KS tanggal 24 Januari 2011, tentang Program CSR Bina Lingkungan. Dalam permohonan sebesar Rp 150 juta itu dirinci, PT BBE dan Transisi masing - masing 30 persen atau sekitar 45 juta. Unikasa, PPS, SBJ, SJR dan karungan masing - masing 8 persen atau sekitar Rp 12 juta.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Samarinda, Endang Liansyah, ketika dikonfirmasi, Jumat (5/4/2013) mengatakan bahwa pihaknya tidak memberitahu pihak tambang terkait sidak tersebut.
"Kami nggak ada membocorkan mau kesana," katanya.
Namun menurut Endang, kemungkinan parit yang berada di jalan hauling memang dibuat tak lama sebelum kedatangan tim sidak.
"Seperti baru tadi itu, waktu pas kejadian itu. Itu sengaja dibongkar untuk menyalurkan air," katanya.
Namun Endang juga membenarkan pernyataan warga bahwa bila parit dibuka maka akan mengakibatkan Karang Mulya I terendam air. Hal itu diakibatkan banjir di SDN 012 Lok Bahu dan perumahan warga yang berada di atas jatuh ke Karang Mulya I.