*PT JTT Jajaki Pembelian Bus Trans Lampung
TRIBUNNEWS.COM YOGYA, - Setelah dilakukan uji coba terhadap 20 bus Trans Jogja milik PT Anindya Mitra Internasional (AMI) sejak sepekan lalu, akhirnya bus tersebut resmi dioperasikan. Bertempat di halaman bangsal Kepatihan, Selasa (21/5)/2013, Gubernur DIY Sri Sultan HB X memecahkan kendi sebagai tanda pengoperasian bus yang mangkrak sejak tahun 2009 ini.
Selama masa uji coba satu minggu ini, ternyata masih didapati sedikit kerusakan. Sehingga harus dilakukan perbaikan di bengkel milik PT Jogja Tugu Trans (JTT), selaku operator Trans Jogja.
"Kebetulan uji coba dilakukan saat hujan turun deras. Diketahui ada dua armada mengalami kebocoran pada seal kaca depan. Tapi sekarang sudah beres," ujar Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika DIY, Tjipto Haribowo, di sela peresmian.
Dengan dioperasikannya bus yang sebelumnya dihibahkan kepada Pemda DIY ini, otomatis menggantikan 20 bus milik Pemkot Yogyakarta yang bermasalah pada plat nomornya. Namun demikian, diharapkan segera merampungkan proses hibah kepada Pemda DIY. Agar dapat melengkapi armada sebanyak 74 unit.
Lengkapnya unit armada dibutuhkan supaya jalur 4 yang sudah tersedia dapat dilayani. Jalur 4 yang meliputi Terminal Giwangan-Kridosono-Timoho sebelumnya sudah pernah diuji coba dilayani selama dua bulan. Namun selanjutnya dihentikan karena armada tidak mencukupi.
Hanya saja, lanjut Tjipto, berkaca pada proses pembahasan hibah yang kemungkinan membutuhkan proses lama, pihaknya mendorong PT JTT mencari solusi memenuhi kuota 74 armada. Diantaranya adalah mencoba mendatangkan bus milik Trans Bandar Lampung yang mulai jarang beroperasi.
"Bus Trans Bandar Lampung kan mulai tidak jalan. Padahal armadanya sana sekitar seratusan. Mungkin (PT) JTT bisa mengusahakan untuk menyewa atau membeli 20 unit," ungkap Tjipto.
Dorongan untuk melengkapi unit armada, disesuaikan dengan besaran biaya operasional kendaraan (BOK) yang tahun ini dianggarkan untuk 74 bus. Namun, sampai saat ini hanya 54 bus yang bisa dioperasikan setelah 20 bus milik Pemkot Yogyakarta dikandangkan.
Dengan begitu, anggaran dapat dimaksimalkan guna melayani kebutuhan transportasi umum masyarakat Yogyakarta. "Anggarannya kan sudah ada. Kalau menunggu bus milik kota mungkin lama, jadi JTT bisa usahakan. Dari Trans Lampung misalnya," beber Tjipto.
Menanggapi usulan ini, Direktur Utama PT JTT Bambang Sugiharto menyatakan, sudah melakukan komunikasi kepada pemilik Trans Bandar Lampung. Kemudian akan ditindaklanjuti dengan rapat jajaran komisaris dan pemegang saham.
Diakuinya, PT JTT memiliki program penambahan bus secara bertahap. Salah satunya rencana membeli armada milik Trans Bandar Lampung yang mulai kolaps. Terlebih bus rapid trans tersebut memiliki spesifikasi sama dengan Trans Jogja dan belum lama dioperasikan.
"Bus mereka baru jalan 15.000-20.000 kilometer, jadi masih sangat bagus kondisinya. Perkiraan harga per unitnya sekitar Rp 500 juta. Tapi kami belum melakukan komunikasi lebih lanjut," urai Bambang.
Sementara, Direktur Operasional dan Komersial PT AMI Pius Izak Dumatubun mendukung langkah penambahan jumlah armada Trans Jogja. Meski begitu, saat ini pihaknya masih fokus pada pengawasan perawatan 20 busnya yang dioperasikan PT JTT.
"Kami akan memonitor bus bersama Dishubkominfo. Perhatian utamanya adalah bus-bus itu harus sesuai dengan SPM (standar pelayanan minimal)," tandas Pius. (hdy)