Laporan Wartawan Surya, Ahmad Amru Muiz
TRIBUNNEWS.COM - Sedih dan senang dirasakan para Pekerja Seks Komersial (PSK) lokalisasi Tambakasri yang resmi ditutup. Mereka senang dapat uang bantuan pulang kampung dan biaya hidup serta modal usaha sebesar Rp 4,450 juta.
Namun, mereka sedih karena harus meninggalkan lokalisasi Tambakasri yang sudah dianggapnya sebagai rumah tinggal sambil bekerja. "Kami bingung juga jika harus pulang besok lusa. Di rumah mau kerja apa nanti? Uang sakunya pas-pasan sih," kata Ninuk (nama samaran), salah seorang PSK lokalisasi Tambakasri asal Blitar, Selasa (28/5/2013).
Bagi Ninuk, ia bekerja sebagai PSK karena kebingungan mencari pekerjaan. Apalagi di desa tempat tinggalnya di Blitar sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Padahal kedua orang tuanya membutuhkan biaya untuk hidup dan menyekolahkan adik-adiknya.
"Ya akhirnya kami terpaksa bekerja sebagai PSK di sini untuk memenuhi kebutuhan hidup," ujar Ninuk yang mengaku baru lima tahun di lokalisasi Tambakasri.
Hal sama disampaikan salah seorang mucikari lokalisasi Tambakasri, Supadmi. Supadmi yang berasal dari Kediri, sudah sekitar 20 tahun menjadi mucikari di lokalisasi Tambakasri. Ini setelah dirinya mendapatkan modal sedikit untuk membeli salah satu rumah di lokalisasi Tambakasri.
"Kami ikuti program pemerintah yang menutup lokalisasi ini. Dan kami siap mengubah rumah menjadi kos-kosan saja," ucap Supadmi.
Apalagi, tambah Supadmi, Pemkot Surabaya sesuai janji segera membangun sebuah pasar di Tambakasri. Dengan demikian dipastikan kebutuhan sebuah kamar kos bagi pedagang sangat penting.
"Maka dari itu, setelah anak-anak di pulangkan ke tempat asalnya, usaha rumah kos menjadi peluang terbaik," ucap Supadmi yang mendapat dana bantuan Rp 5 juta dari Pemprov Jatim.
Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini meminta para mucikari dan PSK lokalisasi Tambakasri tidak perlu takut, cemas, dan khawatir. Pasalnya Pemkot Surabaya telah menyiapkan sejumlah program berkelanjutan untuk para Mucikari dan PSK menekuni usaha keterampilan dan perdagangan.
"Melalui pasar yang akan kami bangun di sini bisa dimanfaatkan oleh mucikari dan PSK berusaha," kata Risma.
Di samping itu, ungkap Risma, pihaknya meminta maaf kepada Kementerian sosial dan Pemprov Jatim karena telah membagikan dana bantuan terlebih dahulu pada mucikari dan PSK, baik dalam bentuk uang maupun langsung dimasukkan rekening Bank Jatim. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik dalam upaya penutupan lokalisasi Tambakasri.
"Dan langkah kami membagikan bantuan terlebih dahulu tersebut berhasil meredam gejolak yang kemungkinan bakal terjadi," ucap Risma.
Setelah penutupan lokalisasi Tambakasri, ungkap Risma, pihaknya akan melanjutkan penutupan salah satu lokalisasi di kawasan Surabaya barat. Hal ini dilakukan sebelum melakukan penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara 'Dolly' Surabaya.
"Tahapan proses ke arah penutupan lokalisasi tersebut saat ini terus dimatangkan, dan diakhir bulan depan rencana itu bisa dijalankan," tutur Risma.