Demikian juga dengan warga lain yang belum teraliri air bersih hasil pengolahan dari air selokan tersebut juga bebas menikmati melalui kran-kran yang dipasang di tepi jalan kampung.
"Kami persilakan siapapun memanfaatkan air bersih itu. Dan yang pasti, dengan hasil temuan teknik pengolah air selokan itu setidaknya apa yang menjadi kesulitan warga akan ketersediaan air bersih sudah teratasi," imbuh Sardjono.
Sedangkan dalam penilaian penghargaan Kalpataru, tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup sempat mendatangi rumah Sardjono dan melihat instalasi pengolah air selokan menjadi air bersih.
Mereka pun terkesima dan geleng-geleng kepala melihat proses pengolah air bersih berbahan air selokan tanpa menggunakan bahan kimia sedikitpun yang dibuat Sardjono.
"Ada salah satu anggota tim sempat ke kamar mandi melihat dan merasakan kualitas air. Dan mereka mengakui kalau proses pengolahan air bersih dari selokan memang luar biasa untuk bisa memecahkan problem ketersediaan air bersih di Perkotaan," papar Sardjono.
Oleh karena itulah, Sardjono setelah dinobatkan sebagai peraih penghargaan Kalpataru 2013 akan bersedia memberikan pengetahuan dan teknik pengolah air selokan menjadi air bersih dengan cukup sederhana. Ini dimaksudkan sebagai sumbangsih hasil karya yang berhasil dibuatnya untuk membantu warga yang kekurangan dan kesulitan air bersih. Karena dengan teknik tersebut tidak akan ada setetespun air yang terbuang sia-sia.
"Di kota Surabaya sendiri saya telah mendampingi sekitar 50 titik pembuatan pengolah air selokan menjadi air bersih. Tapi untuk wilayah lain luar Surabaya kami juga bersedia menjadi pendamping asalkan ada izin dan perintah dari Ibu Wali Kota Surabaya," tutup Sardjono.