News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilik Kartu Ujian SBMPTN Palsu Tertipu Saat Membayar Pendaftaran di Bank

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SBMPTN

TRIBUNNEWS.COM , SURABAYA - Panitia lokal SBMPTN Surabaya memastikan kartu peserta milik Syerly Dwi Arliani palsu.

Kartu peserta nomor 3135040042 itu merupakan hasil rekayasa komputer.

Wakil Ketua Panlok SBMPTN Surabaya Prof Achmad Syachrani memastikan kartu peserta milik siswa Sumenep itu sebenarnya adalah kartu peserta contoh yang didapat saat melakukan simulasi pendaftaran di laman SBMPTN.

"Syerly tidak menyadari kalau itu kartu peserta contoh karena yang melakukan pendaftaran Feby, kakaknya dari Solo," terang Syachrani saat ditemui di lokasi ujian, Selasa (18/6/2013).

Syachrani memastikan Syerly maupun Feby sebenarnya tidak pernah melakukan pendaftaran, tapi hanya melakukan simulasi pendaftaran.

Itu bisa terjadi karena nomor pin dan kode akses pendaftaran (KAP) yang dimasukkan adalah nomor untuk simulasi.

Nomor pin dan KAP itu didapat dari orang yang tidak dikenalnya saat akan membayar pendaftaran di cabang Bank Mandiri Sumenep.

"Saat dia datang sudah pukul 17.00 WIB. Dia sudah telanjur menulis slip pembayaran. Tapi, karena bank sudah tutup akhirnya tidak dilayani,"ungkapnya.

Saat akan meninggalkan bank itulah ada seseorang yang menghampiri dan menawarinya bantuan untuk membayarkan.

Akhirnya dia mendapat pin dan KAP dari orang yang tidak dikenalnya itu.

"Ternyata pin dan KAP yang diberi itu bukan untuk mendaftar, tapi hanya simulasi saja,"katanya.

Ironisnya, setelah mendapat pin dan KAP itu Syerly tidak mendaftar sendiri, tapi minta tolong Feby, kakaknya yang kulian di Universitas Negeri 11 Maret.

Setelah mendaftar itulah, Feby mendapat kartu peserta  simulasi berlabel contoh yang ditulis dengan tinta merah.

Kartu itu lalu diserahkan ke Syerly, tapi gadis berjilbab ini tidak mau. Dia meminta kartu peserta tanpa ada label contoh.

Feby tidak kehilangan akal. Dia lalu merekayasa kartu peserta simulasi itu dengan program komputer.

Sialnya, kartu hasil rekayasa ini berbeda dengan kartu asli terutama pada bentuk huruf (font) serta penataannya.

"Syerly berpikir kartu itu asli karena dia merasa sudah membayarnya. Dia tidak tahu kalau tanda contoh itu dihilangkan Feby. Akhirnya dia bawa kartu itu saat mendaftar," terang Syachrani

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini