Tribunnews.com, Pamekasan — Seorang warga Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, membagikan uang bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) ke tetangga-tetangganya karena merasa tidak pantas mendapatkannya.
Muhammad Ghozi, yang berprofesi sebagai wartawan, mengaku kaget saat menerima kupon pencairan BLSM dari aparat desa setempat. Padahal lima tetangganya, yang miskin, tidak mendapatkan kupon tersebut.
"Saya jadi malu sama tetangga yang lebih miskin dari saya karena kebagian BLSM," kata wartawan harian Media Indonesia itu di Pamekasan, Selasa (9/7/2013).
Ghozi menegaskan dia tidak akan menerima bantuan tersebut. Awalnya dia berniat memberikan kupon BLSM itu kepada tetangganya. Namun, peraturan menyebut pencairan BLSM harus dilakukan yang bersangkutan.
Akhirnya, istri Ghozi, Istiqomah, yang mencairkan kupon BLSM itu di Kantor Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, kemudian membagikannya kepada tetangga-tetangga mereka.
Pasangan Ghozi-Istiqomah kemudian membagi uang sejumlah Rp 300.000 itu kepada lima tetangganya. Salah satunya menerima Rp 100.000 karena beban keluarganya lebih berat. Sementara itu, empat keluarga lainnya mendapat Rp 50.000.
Salah satu penerima BLSM dari Ghozi adalah Baharuddin. Dia mengaku bantuan itu sangat berarti bagi dia, yang sehari-hari bekerja sebagai penggarap sawah atau menunggu pekerjaan yang diberikan tetangga.
"Pak Ghozi itu yang saya tahu sebagai wartawan dan kehidupannya sudah tidak miskin seperti saya. Tapi alhamdulillah dia mau berbagi dengan kami yang miskin," kata Baharuddin.
Penerima lainnya, Hatimah, ibu tunggal yang menanggung dua anak, bersyukur mendapatkan BLSM dari Ghozi. Dia juga heran karena pendataan pemerintah tidak melihat kondisi keluarganya. "Saya berharap, kalau ada bantuan, nanti bisa mendapatkannya," kata Hatimah.