News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Pos Polisi

Anggota Polantas di Semarang Minta Dipersenjatai

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ledakan terjadi di pos polisi Kaligawe, Semarang

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Berbagai aksi teror dan penembakan yang menimpa personel kepolisian belakangan ini, berdampak terhadap kondisi psikologis anggota Korps Bhayangkara di lapangan di Semarang.

Terlebih, Senin (16/9/2013) malam, sebuah ledakan mengguncang Pos Polisi Lalu Lintas di Kaligawe, Kota Semarang. Anggota Sat Lantas Polsek Banyumanik, Aiptu Masrur, Rabu (18/9/2013) mengatakan, sebagai manusia biasa, berbagai tindakan aksi teror tersebut membuatnya takut. Namun di sisi lain, sebagai polisi, hal itu malah menumbuhkan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.

Menurutnya, berbagai teror yang dialamatkan kepada polisi membuatnya lebih bersemangat dalam bekerja.

"Saya berharap pelaku bisa segera tertangkap. Untuk mengungkap itu, tentunya seluruh personel kepolisian harus bekerja lebih keras. Termasuk saya," katanya kepada Tribun Jateng (Tribunnews.com Network) saat ditemui di Pos Polisi Lalu Lintas (Polantas) Banyumanik.

Terkait rasa takut, menurutnya hal itu adalah perasaan alami manusia. "Tapi saya yakin hidup dan mati adalah urusan Tuhan. Semuanya sudah ditakdirkan," tandasnya.

Untuk menambah kepercayaan diri personel kepolisian saat bertugas, Masrur berharap semua personel polisi dibekali senjata api. Menurut Masrur, dulu dia pernah memegang senjata api namun kini senjata api miliknya telah ditarik.

"Dengan adanya senjata api di tangan, tentu akan mengurangi ketakutan kita saat bertugas. Terlebih pada masa seperti sekarang ini," imbuhnya.

Terkait upaya untuk mencegah aksi teror terulang, Masrur mengatakan, personel yang bertugas di setiap pos telah diperintahkan melakukan pengawasan dalam radius 50 meter. Begitu ada hal yang mencurigakan, petugas langsung melakukan pemeriksaan.

Ketakutan akibat aksi teror terhadap anggota kepolisian tidak dialami Aipda Suripto. Anggota Sat Lantas Polsek Ngaliyan ini menegaskan, dirinya sama sekali tidak takut kepada pelaku teror terhadap anggota polri.

Senada dengan Aiptu Masrur, Suripto mengatakan, aksi teror malah menambah semangatnya saat bertugas.

"Kalau kami tidak bertugas, siapa yang akan menjaga? Saya tidak takut," ujarnya saat ditemui di Pos Polisi Polsek Ngaliyan.

Menurutnya, peristiwa teror yang menyasar anggota polisi belakangan ini, tidak boleh mengendurkan semangat tugas anggota Polri. Setiap hari, dia bersama dua orang rekannya, selalu melaksanakan tugas dengan baik. Selama bertugas, dia juga tidak dibekali senjata api. Meskipun demikian, jika berhadap-hadapan dengan pelaku teror, dia berjanji akan melawan dan menangkapnya.

Pria 55 tahun ini selalu mengingat pesan orangtuanya saat dia diterima menjadi anggota Polri agar tidak pernah takut saat menjalankan tugas. Setiap hari, anggota Polri yang pernah bertugas di Kamboja selama tujuh bulan pada 1986 ini berjaga selama delapan jam di pos polisi tersebut.

"Setiap shift ada tiga personel yang bertugas," ucapnya.

Seluruh polisi meningkatkan kewaspadaan pascaledakan di pos polisi ujung tol Kaligawe. Kendati demikian tidak ada pengamanan khusus di masing-masing pos.

"Tidak ada pengamanan khusus, hanya meningkatkan kewaspadaan," ujar Aiptu Sugiyono yang sedang bertugas di Pos Polisi Arteri Yos Sudarso.

Sugiyono mengatakan, pascaledakan tersebut, dia sempat merasa cemas, namun karena tugas dan tanggung jawab, rasa takut itu dihilangkan.

"Takut itu manusiawi, intinya tingkatkan kewaspadaan. Khususnya kepada orang yang mencurigakan," katanya. (lyz/gap)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini