Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kepala Dinas Peternakan Pemerintah Kota Makassar Abdul Rahman Bando mengungkapkan, sebanyak 4.000 ekor sapi sudah tes kesehatan di tujuh hari menjelang Hari RAya Idul Adha, Selasa (15/10/2013) mendatang.
Pemeriksaan sapi calon kurban melalui manajemen rumah potong hewan (RPH) Pemerintah Kota Makassar. Seperti RPH eksternal Toddopuli, area barat Masjid Al Markaz, dan di RPH Tamangapa Makassar, ditangani enam dokter hewan dan
sejumlah tim medis Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
"Itu belum cukup, biasanya H+3 Idul Adha, masyarakat kota Makassar butuh 10 ribu ekor sapi untuk kurban," kata Abdul Rahman Bando di Kantor Balaikota Makassar, Selasa (8/10/2013).
Namun, menurut Rahman, seperti tahun sebelumnya di Idul Adha, marak terjadi pemotongan liar atau tanpa melalui pemeriksaan dokter hewan RPH Pemkot Makassar. Kesehatan hewan kurban tidak dijamin.
"Pasti ada pemotong liar, tapi oknum ini kita cari terus koordinasi lurah untuk menangkap pemotong ilegal. RPH itu sudah punya sertifikat halal, kami sudah perjuangkan bertahun-tahun, yang lain itu kita tidak bisa garansi halalnya," tambah Rahman Bando.
Menurut Rahman, umumnya sapi di RPH Tamangapa datang dari berbagai kabupaten di Sulsel. Sapi yang terjaring dilabeli RPH Makassar. RPH juga mendatangi hewan yang mangkal di lahan tidur kawasan Jl Hertasning Makassar. Kawasan ini selalu menjadi titik strategis penjualan sapi namun tidak termasuk RPH Makassar.
Di luar memonetum Idul Adha, lanjut Rahman, daging sapi yang dibutuhkan di kota Makassar, yakni 15 hingga 16 ton namun hanya berkisar 6 ton yang mampu dipenuhi setiap harinya.
"Mestinya kita memotong 150 ekor sapi perharinya, dengan catatan, satu sapi dengan daging 100 kilogram. Kendalanya, ketersediaan sapi kurang," ujarnya.