News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapten Kapal Hanya Dapat Menyelamatkan Celana Kolornya

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kapal terbakar

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Adi Prianggoro

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kapten kapal layar motor (KLM) Surya Gemilang, Salamudin (40), yang tanpa memakai kaos terlihat panik bercucuran keringat saat kapalnya terbakar, Jumat (18/10/2013) sekitar pukul 13.00. Asap tebal membumbung tinggi dari kapal yang sedang proses docking atau perbaikan dalam dua bulan terakhir di Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

"Tidak ada barang-barang yang dapat diselamatkan, hanya celana (kolor pendek) yang saya pakai ini yang tersisa," kata Salamudin sembari tergesa-gesa membantu para anak buah kapal (abk) memadamkan api.

Kapal sepanjang sekitar 60 meter itu ludes terbakar. Usaha pemadaman  api mulai pukul 13.00 - 18.00 WIB. Sejumlah mobil dan sebuah kapal pemadam kebakaran tak henti-hentinya menyemprotkan air.

Seorang ABK, Bacol (51) menceritakan, saat itu ada sekitar 10 temannya, termasuk kapten, berada di atas kapal. Mereka sedang melakukan proses perbaikan, ada yang mengecat, memasang kayu baru pada lantai, dan pengerjaan lainnya. Kapal asal Pontianak, Kalimantan Barat, itu sudah memasuki bulan ketiga proses perbaikan dan rencananya akan segera berlayar bulan ini.

"Tiba-tiba terdengar ada suara kaca pecah di bagian kemudi. Ternyata asap sudah membumbung tinggi, saya lihat asap itu berasal dari ajungan ruang kemudi," kata Bacol seraya menambahkan bila uang, handphone, dan pakaiannya ludes terbakar.

Sejumlah ABK kemudian berteriak memberitahukan bila telah terjadi kebakaran. Bacol yang sedang mengampelas dinding kapal pun panik. "Saya dan teman-teman langsung loncat dari kapal. Kami berebut untuk cepat ke luar dari kapal," katanya.

Kepala Bidang Keselamatan Laut Administratur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Nugroho menyatakan, dugaan awal kebakaran dipicu oleh keteledoran ABK.

"Saat kebakaran terjadi tidak ada proses mengelas, mesin kapal mati, dan tidak ada kegiatan perbaikan bersifat ada apinya. Bisa jadi ada ABK yang merokok kemudian ada terkena solar," kata Nugroho. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini