News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga di Garut Antre Dua Jam untuk Dua Liter Air

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi antre air bersih

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Sekitar 6 ribu orang di Desa Sukamenak, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, kesulitan mendapat air bersih saat musim kemarau.

Mereka harus mengantre sampai berjam-jam, hanya untuk mendapat beberapa ember air yang kualitasnya tidak terlalu jernih.

Warga Kampung Tajursela, Desa Sukamenak, Inar (40), mengatakan harus mengantre sampai dua jam untuk mendapat dua ember air di bak penampungan air di kampung tersebut. Padahal Inar membutuhkan sekitar 10 ember dalam sehari untuk kebutuhan delapan anggota keluarganya.

"Sejak empat bulan lalu, air yang mengalir ke bak penampungan cuma sedikit. Menyusut sampai setengahnya. Akhirnya warga harus mengantre untuk mendapat air. Butuh waktu sekitar 15 menit untuk mengisi penuh ember karena airnya memang kecil," kata Inar saat ditemui di sekitar bak penampungan air tersebut, Rabu (23/10/2013).

Warga lainnya, Hannah (37), mengatakan antrean di bak penampungan air tersebut terjadi selama 24 jam dalam sehari. Ibu-ibu, ujar Hannah, mengantre air pada pagi sampai sore hari, sedangkan laki-laki mengantre pada malam hari.

"Jadinya banyak pekerjaan yang terbengkalai karena harus menyisihkan waktu buat mengantre. Air ini memang berwarna kehijauan tapi kami pakai untuk minum dan memasak, selain untuk mandi dan mencuci," kata Hannah.

Kaur Hukum Kantor Desa Sukamenak, Asep Hidayat, mengatakan dari 10 RW di desa tersebut, 8 RW di antaranya mengalami krisis air bersih, yakni Kampung Panyingkiran, Tanjursela, Nagrogkidul, Nagrogjeruk, Cimalaka, Sindanglaya, Barukai, dan Pangecongan.

"Tidak ada yang punya sumur di kampung-kampung itu. Air dari mata air Rawabeureum dan Cisurian dialirkan langsung ke bak-bak penampungan air di kampung. Jaraknya antara empat sampai enam kilometer, disalurkan pakai pipa," kata Asep.

Dari 7.541 warga di Sukamenak, kata Asep, sekitar 6.000 warga di antaranya tinggal di delapan kampung yang mengalami krisis air bersih. Warga harus mengantre lebih lama di berbagai bak penampungan air untuk mendapat air yang tidak terlalu bersih.

"Kami sudah berkali-kali mengajukan pengadaan air bersih kepada Pemerintah. Tapi belum terealisasikan juga. Setiap musim kemarau, pasti terjadi krisis air. Kami harap pemerintah bisa cepat tanggap," ujar Asep.

Walaupun hujan mulai turun di sejumlah kawasan di Kabupaten Garut, kawasan di dataran tinggi ini belum dibasahi hujan. Akibatnya warga tetap kesulitan air bersih dan belum bisa bercocok tanam. (sam)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini