TRIBUNNEWS.COM, KOTABUMI - Wiryanom (96) warga Dusun Empat, Desa Papan Rejo, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Selasa (29/10/2013) sekitar pukul 03.00 WIB menjadi korban aksi perampokan dengan senjata api (senpi).
Suradal (33) anak korban ketika ditemui di RS Handayani, menjelaskan peristiwa tersebut diketahui saat dia dan warga desa setempat sedang ronda malam yang terkejut mendengar letusan dari arah rumahnya.
"Saya dan warga saat itu lagi ronda terdengar letusan besar yang mengejutkan kami, arah letusan tersebut terdengar dari arah rumah saya," jelas Surandal saat di RS Handayani.
Setelah menuju sumber suara terlihat pintu rumahnya terbuka dan motor Honda Grand sudah diluar. Disaat masuk ke dalam rumah, dia melihat ayahnya terluka dan langsung membawa korban ke RS Handayani.
"Saya tidak mengetahui apa yang terjadi," katanya.
Namun menurut keterangan Ali Mustofa (17), keponakan Suradal, korban saat itu tertidur pulas di rumah. Sekitar pukul 02.45 WIB korban terbangun karena alarm sepeda motor miliknya berbunyi. Setelah dilihatnya, iapun terkejut melihat tunggangan besinya berada diluar. Ia pun berinisiatif membangunkan cucunya, Ali Mustofa untuk memasukkan
kembali motornya. Selang 10 menit kemudian terdengar kembali alarm motornya, korban pun kembali terbangun untuk melihatnya.
Setelah sampai ke dapur, motornya pun kembali sudah erada di luar. Barulah korban menyadari ternyata motor akan dicuri, karena pintu dapur terbuka, korban kemudian hendak memasukkan kembali motornya. Ketika akan memasukkan kendaraan yang terakhir oleh korban, salah satu pelaku menyerang korban dengan menggunakan golok. Mendengar keributan di rumahnya, Ali pun lantas meninggalkan tempat tidurnya. Kemudian ia berusaha membantu kakeknya.
Nahas, ketika akan diselamatkan oleh Ali, saat itulah terdengar bunyi letusan yang disinyalir senjata api dari arah depan korban. Melihat ada korban, para pelaku yang berjumlah lima orang tersebut akhirnya melarikan diri, tanpa berhasil membawa motor milik korban.
Sementara itu Dr jaga RSH ketika dikonfirmasi, menjelaskan korban mengalami luka tembak di bagian dada kanan. Kini korban menjalani operasi guna mengeluarkan proyektil didalam dada korban yang masih bersarang.
"Korban masih dirawat di RSH dan kini kondisi korban memperhatinkan karena faktor usia yang sudah tua sehingga daya tahan tubuh korban berkurang," jelas perawat di RS setempat yang enggan disebutkan namanya.
Terpisah Kapolres Lampura, AKBP Helmy Santika ketika dikonfirmasi membenarkan telah terjadi peristiwa perampokan tersebut.
"Perampok masuk ke rumah dengan cara mendobrak dinding belakang," ujar Kapolres.
Dijelaskannya pelaku perampokan masuk ke dalam rumah ketika korban sedang tidur bersama cucu (Ali) dan menantunya Ayu (25). Setelah dinding belakang terbuka, pelaku perampok masuk dan mencoba mengeluarkan motor yang berada didalam, korban akhirnya terbangun karena suara langkah yang tak biasa.
Saat itu pula, korban berupaya melawan orang tidak dikenalnya, agar tidak bisa membawa kabur motor milik anak dan cucunya.
"Ketika korban melawan, pelaku yang ada di dalam rumah korban memberitahu rekannya. Mendengar korban melawan, salah seorang pelaku lainnya ikut masuk ke dalam rumah korban. Akibat perlawanan itu, salah seorang dari perampok menembak korban," kata Helmy.
Korban yang sudah terluka kemudian ditinggal para pelaku karena terdengar keramaian warga, sehingga motor korban tidak dibawa kabur.
"Kasus ini masih kami dalami dan kami akan memintai beberapa keterangan sehingga memudahkan pihaknya agar malakukan penangkapan," ceritanya. (ang)