Laporan Wartawan Tribun Jambi, Edi Januar
TRIBUNNEWS.COM, KERINCI - Walau kesehatan masyarakat dijamin pemerintah dengan menggunakan Jamkesmas, namun ternyata masih banyak warga yang gengsi menggunakan kartu tersebut.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kerinci, Raflizar saat menjawab pertanyaan wartawan soal keluhan biaya pengobatan di RSU Mayjend HA Thalib Kerinci.
"Keluhan itu sering terjadi. Soalnya banyak warga yang gengsi menggunakan jamkesmas. Padahal sudah dibayar pemerintah," katanya, Senin (4/11).
Saat masuk ke rumah sakit, kata Rafli, pasien yang ditanya perawat ragu-ragu atau mungkin malu menggunakan jamkesmas. Sehingga, biaya yang dihitung tentunya biaya pasien umum tanpa adanya subsidi dari pemerintah.
"Masalah baru muncul saat mereka akan pulang dari rumah sakit. Mereka baru mengaku menggunakan jamkesmas setelah biaya ditetapkan petugas untuk pasien umum," katanya.
Raflizar mengaku pelayanan kesehatan tetap harus ditingkatkan. Jika ada petugas yang bekerja tidak sesuai aturan, pihaknya siap memberikan sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku.
"Kita selalu mengingatkan kepada petugas, termasuk di ouskesmas agar memberikan pelayanan prima kepada pasien. Jangan sampai pasien merasa kurang mendapat pelayanan," katanya lagi.
Upaya untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit, katanya, dengan menerapkan sistim BLUD--badan layanan umum daerah. Dana yang dihasilkan rumah sakit, langsung mereka kelola sendiri tanpa harus masuk ke kas daerah.
"Jika dana masuk ke daerah, dikhawatirkan sulit dalam urusan birokrasi. Sementara kebutuhan obat, alat medis, dan kebutuhan lainnya tidak bisa ditunda. Dengan sistim ini akan memberikan pelayanan yang sesuai standar," kata Rafli.
Pemkab Kerinci, katanya, juga terus mendatangkan dokter spesialis yang berkualitas. Tunjangan diberikan hingga Rp 7,5 per bulan. "Saat ini juga sudah ada beberapa dokter yang sudah menyelesaikan sekolahnya," pungkasnya.