TRIBUNNEWS.COM, LAHAT - Johnny Ardjil (60), kepala keamanan sebuah perusahaan perkebunan di Lahat dikepung lebih dari 60 warga yang membawa berbagai senjata tajam, Jumat (8/11/2013) malam. Massa dengan beringas tersebut merusak mobil yang dikendarai pria purnawirawan Jenderal Polri tersebut. Warga menuntut agar tiga rekannya yang tertangkap mencuri tandan buah segar (TBS) kelapa sawit segera dibebaskan. Setelah tuntutan tersebut dikabulkan mereka pun pergi dan peristiwa tersebut dilaporkan ke Mapolres Lahat.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Sriwijaya Post (Tribunnews.com Network), pada Jumat (8/11/2013) tim keamanan PT Sawit Mas Sejahtera (SMS) sebuah perusahaan perkebunan sedang melakukan patroli di area perkebunan kelapa sawit di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat. Mereka terdiri dari enam orang, salah satunya adalah Johnny Ardjil kepala keamanan perusahaan. Sedangkan sisanya adalah anggota Polres Lahat serta warga sipil yang dijadikan anggota pam swakarsa.
Saat berpartroli, tanpa sengaja mereka memergoki aksi pencurian yang dilakukan sekelompok warga. Hasilnya tiga orang berhasil ditangkap karena tidak mampu lagi melarikan diri termasuk dua unit mobil pikap yang sudah berisi ratusan TBS kelapa sawit. Salah satu pelaku sempat mengurung diri di dalam mobil pikap selama beberapa menit. Ia pun baru menyerah setelah pintu mobil dibuka paksa.
Johnny beserta bawahannya kemudian hendak membawa pelaku ke camp perusahaan, lalu diserahkan ke Mapolres Lahat. Namun tiba-tiba saja saat hujan deras di dalam perjalanan, mereka diadang warga yang jumlahnya lebih dari 60 orang di dalam area perkebunan kelapa sawit. Massa dengan beringas langsung menyerbu mobil Mitsubishi B 9273 PB yang mereka tumpangi dengan menggunakan beraneka jenis senjata tajam.
Karena terdesak beberapa polisi dan anggota pam swakarsa yang membawa senjata, langsung membuka pintu dan memberikan tembakan peringatan. Namun tindakan tersebut sama sekali tak berpengaruh, karena para pelaku malah semakin beringas. Mereka mencari Jhonny yang masih berada di dalam mobil dan memaksa agar tiga rekannya yang ditangkap termasuk dua unit mobil pikap yang ditahan segera dilepaskan.
Terdesak oleh aksi anarkis massa yang bisa mempertaruhkan nyawa mereka, akhirnya Johnny memutuskan untuk mengabulkan permintaan para pelaku. Ia segera memerintahkan bawahannya untuk melepaskan tiga pelaku pencurian, serta dua unit mobil pikap yang masih berisi buah kelapa sawit. Massa pun langsung membubarkan diri dan menghilang di tengah kegelapan malam.
Johnny yang merupakan pensiunan Polri dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal, memutuskan melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolres Lahat meski anggotanya tidak ada yang terluka. Puluhan anggota Polres Lahat pun langsung menuju lokasi kejadian karena khawatir kembali terjadi aksi pembakaran seperti pada akhir bulan Oktober lalu.
"Pelaku banyak sekali, kami pun dikepung. Mereka meminta tiga rekannya yang kami tangkap dibebaskan, padahal mereka kedapatan mencuri," ujar Johnny, yang mengaku sempat bertugas di Mabes Polri sebelum pensiun kepada petugas SPKT Lahat.
Kapolres Lahat AKBP Budi Surya melalui Kasat Reskrim Iptu Hidayat Amin didampingi Paur Humas Ipda Maman Imantoro, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya setelah mendapat laporan beberapa anggota Polres Lahat langsung menuju lokasi kejadian, untuk mengantisipasi terjadi kembali aksi pembakaran seperti sebelumnya.
"Kondisi sudah kondusif, namun kami masih tetap bersiaga di sana," ujar Ipda Maman Imantoro.
Sebelumnya, ratusan orang yang belum diketahui asalnya, tiba-tiba menyerang camp PT Perjapin Prima anak perusahaan PT SMS sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di desa Sungai Laru Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat, Rabu (23/10/2013) sekitar pukul 22.00. Mereka melempari dengan batu, menjarah isi rumah dan langsung membakarnya. Serangan mendadak tersebut membuat karyawan tunggang langgang kabur ke tengah perkebunan, termasuk kaum ibu dan anak-anak. (mg10)