Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM,JEMBER - Banjir menerjang rel kereta api di KM 0+400 -700 antara Stasiun Rogojampi - Karangasem, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Senin (25/11/2013) sore.
Dari informasi yang dihimpun Surya(Tribunnews.com Network), banjir menerjang rel itu pukul 15.00 WIB.
Ketinggian air mencapai 30 - 35 centimeter. Banjir itu membuat KA Mutiara Timur Siang terhambat di Stasiun Rogojampi.
Menurut Manajer HUmas PT KAI Daop IX Jember, Suprapto, KA Mutiara Timur Siang tiba di Stasiun Rogojampi pukul 15.17 WIB.
"LOkasi banjir ada di antara Stasiun Rohojampi dan Karangasem, sehingga KA 77 Mutiara Timur Siang tidak bisa melewati jalur itu dan tertahan di Stasiun
Rogojampi," ujar Suprapto kepada Surya(Tribunnews.com Network), Senin (25/11/2013).
KA Mutiara yang membawa 112 orang penumpang tertahan karena memakai lokomotif yang tidak bisa menembus banjir. Oleh karena itu, PT KAI Daop IX Jember segera mengirimkan lokomotif jenis BB 30402 dan BB 30423 ke Stasiun Rogojampi.
"Lok jenis itu secara struktur traksi motornya berada di atas sehingga cocok untuk kondisi banjir. Kalau air masih di bawah 35 centimeter, lok jenis itu bisa mengatasi," tegas Prapto.
Lok itu ditempelkan ke gerbong KA Mutiara untuk selanjutnya menarik KA itu ke dua stasiun terakhir yakni Karangasem dan Banyuwangi Baru (Banyuwangi).
KA Mutiara Siang seharusnya tiba di Stasiun Banyuwangi
Baru pukul 15.36 WIB.
Selain mengirimkan lokomotif yang cocok untuk banjir, PT KAI Daop IX juga mengirimkan petugas dan alat material untuk siaga. Alat material untuk siaga itu berupa pasir yang ditempatkan di karung untuk menghadang air agar tidak melaju ke arah rel KA.
Selain itu batu kricak juga sudah dikirimkan untuk membentengi rel KA tersebut.
Suprapto berharap KA Tawangalun jurusan Malang - Banyuwangi yang akan tiba nanti malam, sudah bisa melewati jalur tersebut. Jika pun masih ada air, lokomotifnya akan diganti memakai lokomotif spesialis banjir yang disiagakan di Stasiun Rogojampi tersebut.
"Kami minta maaf karena ketidaknyamanan ini. Banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi," imbuh Suprapto.