TRIBUNNEWS.COM -- Mama... Papa... Mama... Papa... Adalah dua kata yang selalu diungkapkan oleh Faridz (2) anak dari Darman Prasetyo, masinis yang meninggal akibat tabrakan.
Senin (9/12/2013) malam, Faridz selalu diajak oleh saudaranya, bermain mobil yang diubah menjadi pesawat dengan dijepit oleh penjepit baju. Faridz selalu tampak riang, apabila bosan, kedua kata itu pun terucap.
Faridz tidak tahu ayahnya telah berpulang dan ibunya, Riza Lestiana (23) menangis di dalam kamar. Terakhir kali sebelum ayahnya balik ke Jakarta untuk bekerja, Faridz selalu merengek-rengek minta digendong oleh bapaknya, Alm Darman. "Faridz ga mau lepas, terus saja nangis kalau pisah dari ayahnya," ungkap Paman Alm Darman, Joko Susanto.
Joko menceritakan, untuk menghentikan tangis Faridz, anak pertama dari Alm Darman dan Riza Lestiana (23) ini diajak naik sepeda motor. "Mutar-mutar di taman perumahan, entah sampai berapa kali, mungkin sampai bensin habis," ujarnya.
Mungkin, lanjut Joko, itu adalah firasat si buah hati ketika ayahnya mau pulang. Anaknya tak mau melepas pelukan sang ayah.
Firasat lain juga dialami oleh istrinya, Riza. Senin pagi, Riza ditelepon oleh suaminya. "Suaminya pamit berangkat kerja. Tapi selang beberapa lama, suaminya di telepon lagi tidak bisa," ujar Joko yang rumahnya bersebelahan dengan Alm Darman ini.
"Ketika tahu ada kereta kecelakaan, Suryoto (ayah Alm Darman) juga menelepon anaknya, tapi juga tidak bisa," tambah Joko. Akhirnya, kakak Alm Darman, Udi Atmoko yang berada di Jakarta mencari adiknya di beberapa rumah sakit.
"Katanya korban kecelakaan dibawa ke 4 rumah sakit. Kemudian kakaknya mencari ke 2 rumah sakit tapi ga ketemu. Setelah beberapa kali telpon (telpon ke istri Alm Darman), kakaknya pergi ke rumah sakit yang lain, dan ketemu nama korban kecelakaan, Darman Prasetyo," ujar Joko.
Setiap detik, Riza selalu didepan TV memantau perkembangan nama-nama korban. "Riza selalu memegang HP, dan berkali-kali mencoba menghubungi suaminya, tapi selalu saja tak bisa. Kesal, dia pun membanting HPnya," ujar Joko.
Riza yang berkelahiran 22 Januari 1990 ini tak bisa membendung kepedihan hatinya ketika dia mengetahui suaminya merupakan satu diantara beberapa korban yang meninggal dunia. Kedua mata istri dari pria yang berkelahiran 31 Desember 1988 ini tampak berair.
Ketika Riza hendak pergi ke Purworejo untuk menemui Jenazah suaminya, dia tak kuat tegap berdiri. Tubuhnya sempoyongan. Riza pun dipapah oleh saudaranya agar kuat berjalan menuju mobil.
Purworejo merupakan rumah dari kedua orang tua pria lulusan SMK Negeri 3 Tegal tahun 2007 ini. Ayah dari pria lulusan SMP Negeri 9 Tegal ini tercatat sebagai pemimpin di salah satu Kelurahan di Purworejo. "Ayahnya (ayah Alm Darman) lurah Jenar Wetan," jelas Joko.
"Rencananya, jenazah langsung dibawa dari Jakarta menuju Purworejo," tambah Joko. (ysn)