TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pegawai PT Kereta Api Indonesia yang bertugas di Stasiun Purwosari, Solo, menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang dan mengenakan pita hitam, Selasa (10/12/2013).
Itu sebagai ungkapan rasa belasungkawa terhadap korban tewas akibat tabrakan KRL Commuter Line Serpong-Tanah Abang dengan truk pengangkut BBM.
Tiga dari enam korban adalah pegawai KAI yaitu Darman Prasetyo (masinis), Sofyan Hadi (asisten masinis) dan Muh Subhi (teknisi). Peristiwa tersebut mengundang keprihatinan rekan sejawat.
Menurut pengurus Serikat Pekerja Kereta Api cabang Solo Jaka Mulyana, kecelakaan tersebut bisa dihindari bila semua pihak menaati aturan dan rambu-rambu di jalur perlintasan KA.
"Ini adalah ungkapan belasungkawa kami terhadap korban tewas di Bintaro, khususnya bagi keluarga rekan kami yang juga turut meninggal. Kita juga berharap semua pihak saling menjaga dan menaati aturan di perlintasan kereta sehingga tidak ada lagi kecelakaan yang mengorbankan banyak korban jiwa," kata Jaka.
Pemasangan pita hitam tersebut dilakukan kepada setiap pegawai yang berada di stasiun. Dari petugas keamanan hingga masinis. Jaka dan beberapa rekannya pun mendatangi setiap kereta api yang berhenti di stasiun dan masuk ke loko untuk memasang pita hitam kepada masinis.
Salah satunya, Heru, masinis kereta komuter Prambanan Ekspress jurusan Jogja- Solo. "Kita tidak tahu yang akan terjadi Mas, tetapi apabila semua taat aturan, kecelakaan bisa dihindari," kata Heru.
Seperti diketahui, kecelakaan maut terjadi pada Senin (9/12/2013) mengakibatkan tujuh orang tewas dan puluhan orang mengalami luka luka dan dirawat di sejumlah rumah sakit. Diduga kuat, sopir truk tangki menerobos pintu perlintasan kereta api dan pada saat bersamaan, kereta KRL melintas.