TRIBUNNEWS.COM MBAY - General Manager (GM) Merpati Kupang, Djibrael de Hock ketika dikonfirmasi, Sabtu (21/12/2013) malam membenarkan pesawat Merpati kembali ke Kupang karena tidak bisa mendarat di Bandara Turelelo-Soa.
"Ada pergerakan di Bandara Turolelo, sehingga kami tidak bisa mendarat dan kembali ke El Tari," ujarnya, Sabtu (21/12/2013)
Ia menjelaskan, penumpang pesawat Merpati rute penerbangan Kupang- Turolelo, Bawaja hari ini (Sabtu kemarin, Red) penuh dan ada kemungkian miskomunikasi antara petugas Merpati dengan orang yang mengurus tiket untuk Bupati Ngada.
Meski demikian, Djibrael mengaku persoalan itu sudah dituntaskan dan tidak ada masalah lagi antara Merpati dengan Bupati Ngada. "Direktur Utama saya sudah menghubungi Pak Bupati dan hari ini sudah diselesaikan masalahnya," ujarnya.
Djibrael meminta maaf kepada semua pihak terkait atas tidak mendaratnya pesawat Merpati di Soa. Ia mengaku penyebab pesawat Merpati MZ 6516 yang membawa 54 penumpang dari Kupang tujuan Bajawa, tidak bisa mendarat di Bandara Turelelo itu masih simpang siur.
"Apapun masalah yang terjadi, semoga kita semua tetap bersabar dan hendaknya masalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Pada dasarnya Merpati tetap akan menjaga nama baik semua pihak yang terlibat, termasuk menjaga nama baik pejabat daerah. Apabila pihak Merpati ada kekurangan terkait pelayanan, yang membuat ketidaknyaman, membuat orang tersinggung, kami mohon maaf. Karena tidak ada unsur kesengajaan dari kami," katanya.
Ditanya apa persoalannya, Djibrael mengaku belum mengetahui secara jelas. Karena masih banyak informasi yang simpang siur. Yang ia ketahui bahwa Sabtu (21/12/2013) pagi sekitar pukul 07.30 Wita pesawat Merpati nomor penerbangan MZ 6516 yang take off dari Bandara El Tari Kupang menuju Bandara Turelelo di Ngada tidak bisa mendarat di sana karena ada sekelompok orang berada di landasan pacu bandara.
"Kita tidak tahu, siapa orang yang berada di landasan saat itu. Dan kita memutuskan untuk batal mendarat dan pesawat kembali ke Kupang bersama 54 penumpang," katanya.
Akibatnya, 50 penumpang di Bandara Turelelo-Soa yang hendak ke Kupang saat itu juga tidak bisa terbang. Terhadap persoalan itu, demikian Djibrael, pihaknya telah berkoordinasi dengan Merpati Ngada dan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airline, Asep Eka Nugraha, di Jakarta.
Masalah ini kemudian dikomunikasi bersama antara Dirut Merpati dan Bupati Ngada. Seperti apa komunikasi itu berjalan, ia mengaku tidak tahu. Namun untuk sementara ini masalah sudah selesai.
Pada Senin (23/12/2013) Merpati melayani rute penerbangan Kupang-Ngada seperti biasa. "Kerugian belum kami persoalkan. Dirut
Merpati meminta kami segera mengutamakan menangani persoalan penumpang. Tidak masalah ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan asal saja jangan sampai kecewakan penumpang," kata Djibrael.
Untuk 50 penumpang dari Bajawa ke Kupang, jelas Djibrael, Merpati sudah koordinasi dengan Kapolres Ngada untuk membawa penumpang ke Ende lewat transportasi darat dan dibiayai Merpati.
"Sabtu sore pukul 16.00 Wita, 50 penumpang sudah terbang ke Kupang dengan pesawat Merpati dari
Bandara Hasi Hasan Aeroboesman-Ende. Terima kasih untuk Kapolres Ngada dengan jajarannya," kata Djibrael.
Sementara itu 54 penumpang dari Kupang tujuan Bajawa akan diterbangkan dengan pesawat Merpati pada Minggu (22/12/2013) pukul 06.00 Wita lewat.