News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Power Plant 6.600 MW Segera Dimulai di Kaltara

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Powe Plant

TRIBUNNEWS.COM BALIKPAPAN,  - Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), bakal bersinar terang. Sebuah proyek raksasa (mega proyek) pembangunan power plant PLTA 6.600 MW (Mega Watt) senilai 17 miliar dollar atau sebesar Rp 170 triliun di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, segera dimulai. Investornya adalah China Power Investment (CPI), sebuah perusahaan besar dari negeri Tirai Bambu.

Sesuai jadwal groundbreaking, akan dilakukan 8 Januari 2014 dihadiri Panglima TNI, Menteri ESDM, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Menteri BUMN dan sejumlah pejabat terkait.
Sesuai rencana, tahap pertama pembangunan berkapasitas 660 MW, tahap kedua 2.500 MW dan terakhir 6.600 MW. Pembangunannya sendiri memakan waktu sekitar 30 tahun.

"Untuk sementara diusulkan tanggal 8 Januari. Mereka yang akan hadir adalah Menteri Pertambangan, Panglima TNI, Menteri BKPM, Dirut PLN. Dan saya berharap, Dubes China juga datang," kata Bupati Bulungan, Budiman Arifin kepada Tribun Kaltim.

Masuknya investor China itu berkat lobi dari Pemkab Bulungan. "Jadi (rencana) ini sudah dua tahun. Kaltara kan belum setahun terbentuk. Ya semuanya diatur sama Yang Maha Kuasa," tutur Budiman.]

Dengan dimulainya pembangunan PLTA itu, menurut Budiman, kedepan Bulungan dan Provinsi Kaltara akan sangat maju.

"Cuman yang jadi masalah nanti bagaimana pengaturan tata ruang. Kawasan industri dimana. Jadi ada perbaikan tata ruang."

Diakui Budiman, sudah dua tahun ini ia sengaja diam dan tak mau bicara soal rencana pembangunan PLTA di Peso. Alasannya, ia khawatir proyek ini akan menjadi rebutan.

"Soal rencana pembangunan PLTA ini sudah dua tahun saya tidak bicara. Mengapa? Karena ini kan gula, rebutan dalam negeri pengusaha. Di dalam negeri Cina sendiri juga rebutan. Yang susah itu antar negeri, katanya. India mau, Korea mau, Jepang mau... Nanti ini kalau diekspose lebih dulu, batal semua. Setelah amdal lingkungannya keluar dari pusat keluar, BKPM, baru saya berani cerita. Ini sama dengan rebutan gula. Banyak yang mau dan banyak cara untuk mendapatkannya," kenangnya.

Ketika ditanya bagaimana sistem kerja samanya dengan CPI, Budiman menuturkan bahwa investornya akan mendapat sepertiga. "Jadi dia operate langsung. Transmisi jaringan, investor juga yang menangani. Kalau saya kan prinsipnya begini, sesuai dengan perintah Presiden, bupati, gubernur tugas anda mengurangi kemiskinan. Caranya, kalau investor datang, itu akan membuka kesempatan kerja, membuka lapangan kerja. Berarti mengurangi pengangguran, berarti mengurangi kemiskinan. Layanilah investor dengan baik. Itulah yang saya lakukan. Alhamdulillah, dengan adanya kebun, dengan adanya tambang sedikit, sudah mulai. Saya berharap, tidak hanya mengurangi orang miskin, tapi menambah pedapatan mereka," tutur Budiman.

Apalagi, menurut Budiman, persoalan listrik itu adalah kunci. "Saya pernah merasakan soal listrik. Dari 10 kecamatan, ada 4 kecamatan nyalanya 12 jam. Bahkan ada satu kecamatan nol jam. Jadi cuman lima. Sekarang sampai kapan?" tanyanya.

Di tempat terpisah Pejabat Gubernur Kalimantan Utara, Dr Ir H Irianto Lambrie MM membenarkan rencana pembangunan PLTA tersebut. Sebenarnya groundbreaking akan dilakukan akhir Desember 2013. Namun karena ada sesuatu hal, maka peletakan batu pertama tidak jadi dilakukan.

"Seharusnya groundbreaking itu kemarin. Karena masalah pejabat yang mau hadir ini kan ada dua, Menteri ESDM dan Panglima TNI ditambah lagi Kepala BKPM. Yang ESDM ini yang berubah-ubah jadwalnya. Akhirnya karena ini menjelang Natal dan Tahun Baru diputuskanlah ke Januari. Tapi saya bilang sama investornya, karena izin Anda sudah ada, mulai saja kegiatan dan groundbreaking itu hanya serimonial saja. Mereka juga setuju dan mulai menggarap di lapangan," tuturnya.

Atas lampu hijau itu, maka investor sudah mulai melakukan persiapan, termasuk memobilisasi logistik.
"Persiapan-persiapan sosialisasi itu sudah mereka lakukan. Jaraknya juga cukup jauh, dari Tarakan itu masuk sungai. Dari sini saja (Tanjung Selor) naik speed tiga jam atau empat jam. Tapi paling empat jam sampai di dalam lokasi (Sungai Kayan tepatnya di Kecamatan Peso)," tuturnya.

Untuk memuluskan proyek ini, bakal ada dua desa yang akan menjadi korbannya. Kedua desa itu adalah Desa Long Peleban dan Desa Long Leju di Kecamatan Peso. Ada ratusan jiwa yang akan direlokasi. "Sejumlah tokoh masyarakat sudah kita ajak ke China untuk melihat dari dekat pembangunan disana. Dan mereka mendukung pembangunan PLTA di Peso," tambah Budiman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini