TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Muhammad Jusuf Kalla menyatakan, erupsi Sinabung belum bisa ditetapkan sebagai bencana nasional. Alasannya, penanggulangan bencana masih mampu di atasi oleh jajaran di tingkat kabupaten dan provinsi.
"Kalau kabupaten dan provinsi tidak lagi mampu menanggulangi karena skala bencananya sangat besar dan memakan banyak korban, maka erupsi Gunung Sinabung baru bisa dikategorikan bencana nasional," ujar Kalla pada jajaran PMI Sumatera Utara, di Berastagi, Selasa malam.
Menurut mantan Wakil Presiden Indonesia ini, alasan letusan Sinabung belum dapat masuk kategori bencana nasional juga karena belum ada letusan besar dan korban jiwa.
"Ini bedanya dengan di Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau di Sinabung ini, warganya lebih siap sehingga saat terjadi erupsi, mereka bisa segera diungsikan sehingga tak ada korban jiwa."
Sebelumnya, dalam laporannya, Ketua PMI Sumut Rahmat Shah berharap letusan gunung ini segera dinyatakan masuk kategori bencana nasional. Alasannya dilihat dari jumlah pengungsi, yang hingga Selasa, mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
"Apakah mereka harus kembali ke rumahnya di desa atau direlokasi. Ini mungkin Pak JK bisa menjelaskan apakah aktivitas Sinabung sudah bisa dikategorikan sebagai bencana nasional," ujar Rahmat.
Semburan debu vulkanik Sinabung setiap hari, Amengakibatkan pengungsi menderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
''Setahu saya, penyakit ISPA itulah yang paling banyak. Namun saya tidak tahu jumlah persisnya. Sedangkan penyakit lainnya hanyalah masuk angin dan penyakit-penyakit ringan lainnya," kata Lesta Karokaro selaku Kepala Satgas Tanggap Darurat Gunung Sinabung, via seluler, Rabu.
Meski begitu, Lesta menjamin pihaknya masih bisa menangani penderita ISPA akibat debu vulkanik yang disemburkan Sinabung setiap hari.
"Masih bisa kita tangani, karena tidak ada pengungsi yang terkena ISPA akut. Jika tidak bisa ditolong tim medis di posko pengungsian, akan kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabanjahe. Tidak menutup kemungkinan kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik, Medan."
Berapa pengungsi yang meninggal?
"Sejak November lalu, yang meninggal 19 orang. Mereka meninggal karena usia yang sudah tua. Bukan dikeranakan erupsi Sinabung."
Senada Kepala Posko Pengungsi Klasis GBKP Berastagi, Hartawati mengungkapkan penyakit yang paling diidap pengungsi ISPA. Sebanyak 731 jiwa pengungsi berada di Klasis GBKP Berastagi berasal dari Kutarakyat, Sigarang-garang, Kutagunggung dan Desa Gamber.