Laporan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNNEWS.COM,UNGARAN - Imlek tahun 2014 ini membawa berkah tersendiri bagi petani buah naga di Kabupaten Semarang. Saking banyaknya permintaan buah warna merah itu, petani kewalahan hingga kehabisan stok.
Selain tingginya permintaan buah naga, produksi buah asal Amerika Latin itu juga cukup terganggu dengan cuaca ekstrim akhir-akhir ini. Sebut saja pertanian buah naga di Desa Wonokerto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.
Petani buah naga, warga Desa Wonokerto, Kecamatan Bancak, M. Arifin (35), menyebut musim penghujan sangat berpengaruh terhadap pembuahan buah naga hingga menghasilkan buah. Untuk itu, kata dia, saat musim penghujan agar tetap bisa berproduksi dengan baik, petani di daerah ini mengakalinya dengan membuat metode pembuahan secara manual.
Arifin yang tergabung dalam Kelompok Tani Ngudi Raharjo ini, menuturkan, faktor hujan cukup bisa diatasi oleh Petani buah Naga di Desa yang menjadi sentra buah naga terbesar di Kabupaten Semarang ini. Mereka punya jurus jitu untuk mengantisipasi tingginya curah hujan yang secara otomatis dapat mempengaruhi pembudidayaan buah naga.
"Kami punya jurus jitu tersendiri untuk mengantisipasi saat curah hujan yang tinggi. Kalau curah hujan tinggi berpengaruh minimnya produksi karena jarang ada lebah yang membantu pembuahan. Bahkan serbuk sari sering rusak terkena air hujan. Untuk itu kita pakai metode mengawinkan secara manual dan bunga ditutup plastik agar tidak kena hujan, " ungkap Arifin kepada Tribun Jateng, Jumat (31/01/2013). (*)