Laporan Reporter Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho
TRIBUNNEWS.COM. PURWOREJO - Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg meminta setiap investor yang masuk ke Purworejo untuk menghindari pungutan liar (pungli) yang dilakukan pihak yang tak bertanggung jawab. Ia mengatakan, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo mendukung iklim investasi dan tidak pernah melakukan hal yang memberatkan investor. Untuk itu investor diminta senantiasa berkomunikasi dengan pemkab manakala menemui masalah di lapangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati ketika bertemu dengan rombongan PT Satoria di rumah dinas Bupati Purworejo, Rabu (5/2/2014). Perusahaan asal Surabaya yang bermaksud membuka pabrik pengolahan tapioka dan modified cassava (mocav) di Purworejo tersebut kembali menemui Bupati untuk mengurus pembukaan pabrik mereka.
Dari pihak PT Satoria nampak hadir juru bicara yang juga merupakan warga negara Kanada, Paul Hamel, putra pemilik PT Satoria, Freddy Halim, dan sejumlah staf.
"Saya dukung adanya pabrik yang menampung ketela produksi petani Purworejo. Saya lihat dampak hal ini pada peningkatan ekonomi kerakyatan akan luar biasa. Selama ini ketela banyak diproduksi namun sulit dipasarkan. Seandainya ada pabrik, tentu ada orang yang mau menjual. Bahkan, para petani luar Purworejo saya dengar juga siap (menjual produknya, red) ke sini. Pengamatan saya, optimis suplai ketela akan terus ada, asal jelas ada pabriknya," kata Bupati.
Ia meminta PT Satoria untuk segera merealisasikan pembangunan pabrik. Namun, ia juga meminta pihak investor asal Surabaya tersebut juga mematuhi peraturan daerah misalnya penempatan pabrik harus sesuai dengan peraturan daerah mengenai Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
"Silakan cari lokasi bersama Bappeda, tentunya lokasi harus sesuai RTRW. Kalau sudah dapat, silakan nego dengan pemilik tanah. Kalau ada pihak yang berupaya meminta uang dan mengatasnamakan Bupati atau pemerintah, jangan percaya. Kami tidak akan melakukan hal semacam itu," tegas Bupati.
Sementara itu, Paul Hamel mengatakan, pihaknya tidak akan membuang waktu. Setelah ada kepastian ijin turun, pihaknya akan segera membangun pabrik. Namun sebelum ada kesepakatan final dengan Pemkab, pihaknya mulai hari ini akan mengirimkan dua pakar untuk memelajari potensi ketela pohon di Purworejo.
"Keduanya akan menemui dinas-dinas dan para petani untuk mendapatkan kondisi aktual mengenai produksi pertanian ketela pohon Purworejo. Kami ingin memastikan ketersediaan pasokan untuk pabrik kami," katanya.(*)