TRIBUNNEWS.COM GOWA - Pasca-penembakan anggota Intelkam Polda Sulselbar, penyidik telah memeriksa enam orang saksi, termasuk rekan korban, Jafar yang bersama korban pergi ke Masjid Al Hamra tak jauh dari rumahnya.
Keenam saksi tersebut, selain Jafar, yakni Parahmitha, Sukri, Daeng Tongji, Daeng Tongi dan Mustar. Mereka diperiksa di Markas Polres Gowa.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi yang dikonfirmasi di sekitar rumah duka mengatakan, kesimpulan sementara dari pemeriksaan enam saksi, terdengar suara tembakan sebanyak dua kali. Hanya saja, pria misterius penembak korban tidak dikenali oleh warga.
"Kalau Jafar dan Daeng Tongi mendengar serta melihat pelaku bertubuh tinggi kurus dengan mengenakan celana jeans dan mengenakan jaket gelap yang dilengkapi penutup kepala. Kalau saksi lainnya, hanya mendengar suara tembakan sebanyak dua kali," kata Endi.
Dua proyektil peluru yang bersarang di tubuh korban sudah dikeluarkan dan kini masih diperiksa tim Forensik Polri Cabang Makassar. Meski begitu, polisi belum bisa menyimpulkan pembuat proyektil tersebut.
"Kaliber peluru belum kita ketahui, termasuk pabrikan atau bukan. Masih diselidiki proyektil tersebut," ungkapnya.
Inspektur Satu (Iptu) H Muhammad Daud tewas ditembak dua kali oleh pria misterius saat hendak menunaikan shalat subuh di masjid dekat rumahnya di Jalan Pallantikang III, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (11/2/2014) sekitar pukul 04.55 Wita. Dua butir peluru menembus dada kiri dan perut Daud hingga korban tewas seketika di lokasi kejadian. Setelah menembak, pelaku kemudian kabur dengan motor yang diparkirnya di depan masjid Al Hamra.