TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL - Kabut asap yang berasal dari pembakaran lahan menyelimuti Kecamatan Singkil dan Singkil Utara. Bukan hanya malam hari, asap tebal menusuk hidung serta memedihkan mata terasa di siang hari. Bahkan banyaknya asap membuat langit dipenuhi awan hitam tebal.
Pantauan Serambi (Tribunnews.com Network), Selasa (11/2/2014) asap memenuhi sepanjang jalan Singkil-Kampung Baru. Pemukiman penduduk mulai Desa Gosong Telaga Barat di Kecamatan Singkil hingga Pulau Sarok, Singkil, tidak luput dari kepungan asap. Asap tersebut berasal dari kebun sawit dan lahan yang terbakar. Kebakaran lahan itu sangat disesalkan, pasalnya terus terjadi setiap musim kemarau tanpa menghiraukan akibat ditimbulkan.
Asap kebakaran yang masuk ke jalan raya membuat pengendara sepeda motor harus menutup hidung. Sementara arang ilalang dari kebakaran lahan yang tertiup angin beterbangan, sebagian hinggap di jemuran milik penduduk. Kondisi itu, menyebabkan pakaian putih jadi hitam terkena arang tersebut.
Sejauh ini, kebakaran lahan belum mengganggu jadwal penerbangan pesawat. Pesawat Susi Air yang melayani Singkil, Medan dan Gunung Sitoli, kemarin tetap terbang sesuai jadwal.
"Untuk sementara ini, belum ada komplain dari operator penerbangan akibat kabut asap," kata Edi Hartono Kepala Bandara Syekh Hamzah Fansuri, Aceh Singkil.
Sementara itu, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Aceh Singkil, Afdaluddin, ketika dikonfirmasi luas serta dampak dari kebakaran lahan yang berakibat kabut asap melalui telepon selulernya tidak menjelaskan. Ia menyatakan sedang membuat berita acara dengan Dinas Kehutanan serta camat, terkait kebakaran lahan tersebut.
"Kami sedang membuat berita acara (kebakaran lahan)," ujar Afdaluddin.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Edy Widodo, dikonfirmasi terpisah menyatakan, belum mendapat laporan keluhan kesehatan akibat kabut asap. Sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah menyiapkan petugas di masing-masing Puskesmas.
"Sejauh ini belum ada laporan gangguan kesehatan akibat kabut asap," kata Edy.
Warga berharap kebakaran lahan tidak dibiarkan terus terjadi setiap musim kemarau. Karena bisa berdampak buruk terhadap kesehatan serta turut terbakarnya lahan produktif.(c39)