TRIBUNNEWS.COM KEDIRI - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Budiman, mengatakan bencana yang perlu diwaspadai setelah letusan Gunung Kelud adalah aliran lahar dingin.
"Mempersiapkan, mengingatkan (warga) agar tidak berada di lembah-lembah yang kemungkinan menjadi (jalur) aliran lahar dingin," kata Budiman saat berkunjung di pos pengungsian korban letusan Gunung Kelud di Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (16/2/2014).
Lahar dingin, kata Budiman, adalah material vulkanis muntahan letusan Gunung Kelud yang terdorong air hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ujar dia, juga sudah merilis kemungkinan bakal terjadi hujan dengan intensitas tinggi di kawasan itu.
Karenanya, Budiman mengimbau warga untuk tak berada di lokasi yang rawan dilintasi lahar dingin. Bagi para pengungsi yang sudah pulang kembali ke desanya, kata dia, akan kembali didata lokasi rumahnya. Jika lokasi rumah mereka berada di lembah, maka mereka akan dibawa kembali ke pengungsian.
"Tadi sudah saya sampaikan kepada wakil Bupati Kediri, bagi warga yang ada di lembah, lebih baik tinggal di pengungsian," imbuh Budiman. Sebelumnya nya. Sebelumnya, Kepala Pelaksana Bidang Pengamatan dan penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Gede Swantika, mengatakan imbauan serupa.
Menurut Swantika, aliran lahar dingin sangat rawan terjadi. Kerawanan itu, ujar dia, muncul karena banyak material vulkanik dalam letusan Kamis (13/2/2014) malam banyak menumpuk di sekitar kawah Gunung Kelud. Jika hujan turun, dikhawatirkan material tersebut akan turut luruh ke lereng dan dataran di bawahnya, bersama air hujan.