TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Menjaga idealisme setelah duduk di parlemen bukanlah perkara mudah. Butuh keteguhan hati untuk tetap memperjuangkan hak dan kesejahteraan rakyat. Banyak godaan yang membuat idealisme tersebut luntur dalam kepentingan tertentu.
Hal itu diungkapkan Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto saat menjadi narasumber dalam diskusi publik di ruang redaksi Tribun Jogja bertajuk menatap masa depan republik bersama ajudan Bung Karno, Sabtu (22/2/2014).
"Banyak, dulu aktivis hingga pernah masuk penjara semasa orde baru, tapi sekarang sudah duduk di dewan suaranya pun jadi 'merdu', suaranya hilang," katanya.
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP ini, mengungkapkan pengalamannya saat menjadi anggota parlemen selama tiga periode. Menurutnya, banyak celah yang dapat mengakibatkan seorang anggota dewan terutama di bidang anggaran untuk tergelincir.
"Saya saja 15 tahun di DPR hanya kuat satu bulan di bidang anggaran. Wah kalau saya tetap bertahan lama-lama bisa kepleset ini, saya bukan malaikat yang ga bisa khilaf. Tapi ada juga yang sukanya bertahan di anggaran ga takut kepleset," katanya.
Menurutnya, untuk menjadi seseorang yang punya idealisme tidak harus menjadi seorang aktivis. Latar belakang pengalaman hidup juga memengaruhi idealisme seseorang saat menjadi anggota dewan.
"Jadi lahirnya seorang yang punya idealis tinggi tidak harus dari aktivis," katanya.